Prof Zainal Abidin: Kerukunan Fondasi Bangsa

PROF ZAINAL ABIDIN

PALU, MERCUSUAR – Upaya memperkuat kerukunan antarumat beragama di Sulawesi Tengah terus digencarkan melalui forum kolaborasi para tokoh lintas agama yang digelar Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kemenag RI bersama FKUB Sulteng di Swiss-Belhotel Palu, Senin (1/12/2025).

Kegiatan bertajuk Koordinasi dan Kolaborasi Para Tokoh Lintas Agama itu dibuka Kepala PKUB Kemenag RI, M. Abid Abdushomad, dan dihadiri Staf Khusus Menteri Agama, Gugun Gumilar. Ketua FKUB Sulteng sekaligus Guru Besar UIN Datokarama Palu, Prof. Dr. KH. Zainal Abidin, menjadi narasumber dalam kegiatan yang dimoderatori Dr. Paulus Tasik Galle.

Dalam pemaparannya, Prof. Zainal menegaskan bahwa kerukunan merupakan modal utama dalam membangun bangsa, terutama di daerah dengan keragaman tinggi seperti Sulawesi Tengah. Ia menyebut Sulteng sebagai miniatur Indonesia karena keberagaman suku, budaya, dan agama yang hidup berdampingan.

Menurutnya, perbedaan tidak boleh menjadi sumber pertikaian, dan FKUB harus hadir membawa pandangan bahwa keberagaman semestinya menjadi dasar hidup harmonis. “Di FKUB itu diajarkan perbedaan jangan membuat kita bertikai dan bermusuhan,” ujarnya.

Prof. Zainal memaparkan lima tantangan utama dalam merawat kerukunan di Sulteng, yakni trauma sejarah konflik Poso, intoleransi digital, ketimpangan ekonomi dan pendidikan, rendahnya literasi lintas iman, serta menguatnya politik identitas lokal. Kendati demikian, ia tetap optimistis peluang untuk memperkuat kerukunan masih besar, mulai dari kearifan lokal hingga peran strategis tokoh agama, pendidikan multikultural, komunitas muda, media, hingga kolaborasi lembaga adat dan NGO.

Ia mengajukan sejumlah strategi konkret, di antaranya penguatan literasi digital dan literasi agama, penyelenggaraan dialog lintas iman secara berkelanjutan di tingkat kabupaten, kota, dan provinsi, serta revitalisasi program Muhibbah Kerukunan sebagai ruang dialog tokoh agama di berbagai daerah.

Selain itu, penguatan ekonomi inklusif serta pendidikan karakter dan toleransi menjadi perhatian penting. Prof. Zainal juga menegaskan peran generasi muda sebagai garda depan perdamaian. “FKUB dan tokoh lintas agama harus menyiapkan generasi muda agar menjadi agen perdamaian,” tegasnya.

Kegiatan tersebut dihadiri pengurus FKUB Sulteng, Ketua FKUB kabupaten/kota, penyuluh agama, serta pegawai Kementerian Agama. */JEF

Pos terkait