TANAMODINDI, MERCUSUAR – Wali Kota Palu, Hidayat membuka rapat pembahasan integrasi sarana dan prasarana pemukiman di Kota Palu serta perwujudan Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), Jumat (11/9/ 2020). Pada kesempatan itu, Hidayat meminta agar pembangunan yang dilakukan melalui anggaran Kotaku harus memperhatikan tiga hal, yakni kebermanfaatannya bagi masyarakat, kualitasnya, dan estetikanya.
“Saya minta manfaatnya dulu dibicarakan, kemudian kualitasnya. Jangan terlalu banyak untunglah. Dan terakhir estetikanya harus ada. Karena kita ingin kota Palu ini indah. Tolong tiga ini diperhatikan,”tegasnya.
Hidayat menyampaikan tiga hal yang sedang menjadi prioritas Pemerintah Kota Palu saat ini yakni arah pembangunan Kota Palu, penanganan pascabencana 2018 silam, dan penanganan Covid-19.
Sesuai visi misi pembangunan Pemerintah kota Palu, katanya yakni Palu Kota Jasa Berbudaya dan Beradat Dilandasi Iman dan Taqwa, pihaknya ingin membangun ekonomi kota di sektor jasa.
“Berbicara jasa, tentunya kita ingin orang datang ke Palu dan menikmati produk-produk dari masyarakat, karena tidak ada yang bisa kita andalkan untuk pembangunan ekonomi di Kota Palu kecuali di sektor jasa. Berbeda dengan daerah-daerah kabupaten,” ucapnya.
Sementara itu, lanjut Hidayat, dirinya ingin membangun budaya dalam konteks nilai di tengah masyarakat yaitu nilai toleransi, kekeluargaan, dan kegotongroyongan agar kehidupan masyarakat kota Palu aman, damai, dan tentram.
“Kalau kita lihat beberapan tahun lalu, konflik antar daerah di Palu sering terjadi. Alhamdulilah ketiga nilai ini sudah mulai terbangun, dan konflik itu hampir tidak terjadi lagi. Namun, potensi konflik itu masih terbuka lebar,” ungkapnya.
Di akhir arahannya, wali kota menyampaikan bahwa mulai Oktober 2020 mendatang, Pemerintah Kota Palu sudah mulai merehabilitasi penerangan jalan umum dengan memasang lampu-lampu jalan di semua lorong di Kota Palu. ABS