PALU, MERCUSUAR – Pemerhati pendidikan Sulteng, Rusman Lamakasusa, mengingatkan satuan pendidikan untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat, saat pembelajaran tatap muka (PTM) digelar.
Menurut Presiden Yayasan Pendidikan Ntodea (Yappan) Sulteng itu, PTM harus mempertimbangkan dan mengutamakan keselamatan jiwa.
“Kuncinya di Prokes. PTM harus diikuti dengan Prokes ketat. Langkah ini untuk keselamatan siswa, pendidik dan tenaga kependidkan, serta orang tua siswa,” kata Rusman, Minggu (26/9/2021).
Untuk itu, lanjut Rusman, satuan pendidikan hendaknya menyiapkan sarana cuci tangan, masker cadangan, dan menjaga jarak tempat duduk antarsiswa.
“Perlu juga dicek suhu badan semua yang masuk area sekolah, untuk memastikan kondisi siswa dan guru,” katanya.
Selain itu, harus dipastikan siswa saat kembali ke rumah tidak singgah ke tempat keramaian.
“Saran saya dibuat standar operasional dan prosedurnya atau SOP pelaksanaan PTM. Dinas atau satuan pendidikan melibatkan orang tua untuk penyusunannya,” ujarnya.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulteng, Yudiawati Vidiana mengatakan, pelaksanaan PTM, sesuai surat edaran Gubernur Sulteng, mengacu kepada SKB empat menteri.
Ia berharap pihak sekolah menyiapkan fasilitas terkait protokol kesehatan.
Yudiawati mengatakan, dalam PTM waktu proses belajar mengajar 3×40 menit. Dalam satu kelas kehadiran siswa hanya 50 persen.
“Selain itu, kami berharap semua guru dan tenaga kependidikan sudah divaksin. Jika belum, maka segera melakukan vaksinasi. Jika memang ada alasan tertentu karena tidak bisa divaksin, maka guru itu belum dibolehkan mengajar secara tatap muka di sekolah, artinya hanya mengajar secara daring,” katanya. MS