PALU, MERCUSUAR – Sejumlah titik kerusakan badan jalan di Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah menjadi sorotan pengendara. Berdasarkan data yang dihimpun wartawan belum lama ini, kerusakan jalan tersebut antara ruas Tinombo – Sinei – Ampibabo – Toboli pada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XIV Palu Wilayah II. Beberapa titik jalan berlubang seputaran kilometer 110 Desa Toribulu dan 115 Desa Sienjo Kecamatan Toribulu. Selain itu, ada pula kerusakan badan jalan di Jembatan Tundu I sekira kilomenter 117 di Desa Pinotu Kecamatan Toribulu. Di mana pembangunan jembatan ini dilaksanakan pada 2018 dengan anggaran belasan miliar rupiah.
Sementara, salah seorang tokoh pemuda di Parmout, Yasin menyoroti kerusakan pada sejumlah titik jalan tersebut. Ia menduga puluhan miliar uang negara yang digelontorkan guna perbaikan dan pemeliharaan rutin tidak dipergunakan secara tepat di ruas tersebut. Ia menilai anggaran tersebut hanya sia – sia dan pengerjaannya tidak maksimal.
“Mohon maaf saya secara pribadi sangat prihatin melihat kondisi di sepanjang ruas jalan ini. Banyak yang berlubang. Banyak juga masyarakat pengguna jalan yang mengeluh,” ujar Yasin kepada wartawan, Senin (12/8/2019) dua pekan lalu.
Diketahui, proyek preservasi ruas Sinei – Ampibabo – Toboli oleh PT. Mandava Putra Utama dengan nilai pagu sebesar Rp 5 miliar lebih TA 2018. Sementara pada TA 2019 proyek preservasi ruas Tinombo – Sinei – Ampibabo – Toboli dikerjakan oleh pada ruas yang sama proyek tersebut dikerjakan PT. Vertikal Tiara Manunggal dengan nilai pagu anggaran lebih besar, yaitu Rp 25 miliar lebih. Di ruas itu pula terdapat kerusakan badan jalan tepat di jembatan Buranga I. Di mana kerusakan tersebut masuk wilayah preservasi.
“Belum tersentuh perbaikan padahal ujung utara dan selatan jembatan bisa dilihat bahwa ada tambal sulam aspal,” katanya.
Oleh itu, lulusan Universitas Tadulako ini berpendapat, seharusnya dengan puluhan miliar anggaran APBN yang bersumber dari pajak rakyat, pihak BPJN Palu meninjau titik – titik kerusakan pada badan jalan tersebut. Baginya, tidak ada alasan untuk tidak memperbaiki kerusakannya. Pasalnya ruas jalan itu merupakan akses utama yang dilintasi pengguna jalan antar provinsi. Apalagi mereka yang mengendarai sepeda motor akan sangat terganggu perjalanannya saat melintasi jalan – jalan yang berlubang.
“Jalan ini sudah tahunan rusak. Habis ditambal berlubang lagi. Ini bisa mencelakai pengguna jalan,” tandas Yasin.
Ia meminta supaya pemangku kebijakan di BPJN Palu lebih mengedepankan keselamatan para pengguna jalan. Harapannya agar pengguna jalan merasa nyaman dan aman dalam berkendara saat melintas di ruas tersebut.
“Memang kalau diperhatikan ada sejumlah titik yang sudah dilakukan tambal sulam,” katanya.
Namun lanjut Yasin, jika melihat sasaran penambalannya agak kurang tepat, sebab yang ditambal badan jalan yang masih mulus, sementara di ruas tersebut masih banyak titik yang berlubang, bahkan beberapa lubang itu bisa dikategorikan parah. Hal ini menurutnya bisa memicu terjadinya kecelakaan bagi pengendara.
“Ini kan berbahaya. Tentunya kita tidak menginginkan hal itu terjadi. Tolonglah supaya kerusakan ini diperhatikan, jangan diabaikan,” tandasnya.
Kepala BPJN, Setyo Yoyok yang dikonfirmasi via aplikasi WatsApp, Jumat, (23/8/2019), enggan memberikan penjelasan. Meskipun keterangan data dan konfirmasi yang dikirim sudah terbaca. Sementara Kepala Satuan Kerja Wilayah II BPJN Palu, Ibnu Kurniawan yang dikonfirmasi mengemukakan bahwa ada satu titik kerusakan yang menjadi penangan efektif. Sementara yang lain masih dalam tahap pengerjaan.
“Penanganan efektif di dalam kontrak longsegmen tahun ini Pak, dan waktu pelaksanaan sampai akhir tahun….kalo Bapak lihat waktu monitoring di lokasi lain kan ada yg kerja pengasapan….ada yg kerja klas A,” ungkapnya.
Menurut Ibnu, untuk lokasi ini bila sesuai jadwalnya akan ditangani setelah selesai di tangani lokasi – lokasi yang Ia sebut sebelumnya. Demikian pula dengan lubang pada badan jalan tersebut akan segera diperbaiki. BOB