PALU, MERCUSUAR – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) Sulawesi Tengah, menggelar Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil)
tahun 2022, yang dibuka di aula Kantor DPW PKS Sulteng, Sabtu (5/3/2022).
Ketua DPW PKS Sulteng, Muh. Wahyuddin menegaskan, pelaksanaan Rakerwil
yang diikuti seluruh pengurus partai, legislator dan pejabat publik PKS tersebut,
menjadi salah satu langkah persiapan PKS Sulteng menghadapi Pemilihan Umum
(Pemilu) 2024 mendatang.
“Kita bersiap-siap diri, salah satunya adalah dengan mengadakan Rakerwil ini.
Kita kembali akan menggodok, membahas dan menyepakati agenda-agenda
penting kita di tahun 2022. Semua agenda akan mengacu pada dua tujuan besar,
yakni bertambahnya jumlah anggota dan bertambahnya kursi di parlemen,” ujar
Wahyuddin.
Ia juga mengingatkan, tahun 2022 akan ada dua agenda penting setelah tahapan
pemilu dimulai. Yakni pada 1-7 Agustus 2022 mendatang, partai-partai yang telah
dinyatakan lulus oleh Kemenkumham sebagai partai politik (parpol) dipersilakan
untuk mendaftar menjadi parpol peserta Pemilu.
Kemudian pada 14 Desember 2022 parpol yang telah mendaftar, akan ditetapkan
sebagai parpol peserta Pemilu.
“Walaupun ada 3 parpol lain yang mencoba membuang isu agar pemilu diundur,
Alhamdulillah PKS menyatakan menolak perpanjangan tahapan Pemilu, diikuti
oleh partai-partai lainnya,” imbuh Wahyuddin.
Ia juga menjabarkan, dari dua tujuan utama PKS yakni bertambah jumlah anggota
dan bertambah jumlah kursi di parlemen, diiringi delapan strategi.
Dari strategi-strategi tersebut, kemudian muncul 15 program inisiatif utama. Di
antaranya pencalegan dini, zero case pejabat partai dan pejabat publik dari PKS,
bedah dapil, kampanye Islam rahmatan lil alamin, pembentukan DPC dan DPRA,
serta sistem informasi terintegrasi.
Terkait program dan kegiatan yang disepakati bersama, tersebut, Wahyuddin
mengatakan paling tidak para kader dan pengurus memiliki beberapa sikap dasar.
Salah satunya, adalah memiliki keyakinan yang kuat terhadap jalan politik yang
ditempuh oleh PKS.
“Adanya keyakinan yang kuat terhadap jalan politik yang ditempuh oleh PKS,
keyakinan yang kokoh dan kuat, bahwa jalan politik yang kita pilih ini benar dan
berjalan di jalan kebaikan,” tegasnya.
TRANSFORMASI DAN KOLABORASI
Pada Rakerwil PKS Sulteng tahun 2022, tema yang diusung adalah terkait
semangat transformasi dan kolaborasi. Ketua DPW PKS Sulteng, Muh.
Wahyuddin mengatakan, hal itu selaras dengan tema Rakernas DPP PKS.
Semangat transformasi salah satunya dengan menyesuaikan diri dengan tatanan
norma baru, yakni transformasi digital. Hal itu menunjukkan kesigapan seluruh
elemen di PKS untuk mengikuti perkembangan zaman.
“Menunjukkan bahwa kita tidak kalah dengan partai-partai baru yang
menunjukkan semangat milenialnya, semangat menyesuaikan dengan kondisi
zaman yang ada,” imbuh Wahyuddin.
Mewakili DPP PKS dari Bidang Pembinaan Wilayah (BPW) Sulawesi, H. Rusdi
Hidayat Jufri menuturkan, semangat transformasi menekankan pentingnya
mengubah budaya kerja dan kebiasaan, yang tadinya belum menerapkan sistem
digital atau teknologi informasi, menjadi kebiasaan yang mengarah pada hal itu.
Sedangkan poin penting dari kolaborasi adalah seluruh pihak di PKS
membutuhkan akses ke pihak luar, untuk membantu mencapai target partai baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
“Kita punya keterbatasan untuk mencapai target, pihak di luar kita punya sumber
daya yang dibutuhkan untuk mencapai target itu,” kata Rusdi.
Menurutnya, jangan sampai kader-kader dan pengurus PKS bersifat eksklusif
atau sulit untuk diajak berkolaborasi, yang membuat pihak luar kesulitan
mendapatkan akses untuk berinteraksi dengan PKS.
“Pintu kolaborasi adalah silaturahim, bagaimana kita membuka diri agar akses
bagi orang untuk masuk kepada kita dan sebaliknya, jadi jangan sampai kader-
kader PKS bersifat eksklusif,” tegas Rusdi.
Selain itu, ia juga menekankan poin penting dari kolaborasi adalah informasi,
karena informasi sangat dibutuhkan oleh PKS, salah satunya dapat digunakan
untuk membaca peta politik.
“Dibutuhkan adanya kolaborasi, supaya informasi itu dijadikan ukuran bagi kita
dalam membuat kebijakan ke depan,” pungkasnya. IEA