Rektor: Kampus Perlu Wujudkan Pendidikan Berkualitas

HLL - Copy

PALU, MERCUSUAR – Universitas Tadulako (Untad) melaksanakan upacara bendera memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), yang diperingati setiap tanggal 2 Mei. Upacara yang dilaksanakan di halaman depan Rektorat Untad tersebut, dipimpin oleh Rektor Untad, Prof Dr Ir Mahfudz, MP, serta dihadiri para Wakil Rektor, Dekan, Wakil Dekan, para pegawai di lingkup Untad, serta mahasiswa.

Rektor Untad, Prof Mahfudz, dalam kesempatan tersebut, membacakan sambutan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Prof Mohamad Nasir. Dalam sambutan tersebut, Prof Moh Nasir mengatakan, dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang amat penting, untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan. Sangat tegas, konstitusi kita menyatakan, salah satu tujuan pemerintah negara Indonesia, yang dihantar oleh perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia adalah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Pembangunan pendidikan berkualitas juga merupakan salah satu target pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), untuk mendorong kesejahteraan semua kalangan. Salah satu langkah yang dilakukan, di antaranya adalah membangun SDM berkualitas penduduk berusia muda dan dewasa, untuk memiliki pengetahuan dan skill yang relevan, termasuk technical and vocational skills, agar mampu mendapat pekerjaan layak dan memiliki jiwa kewirausahaan,” kata Prof Nasir, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Rektor.

Maka jelas lanjut Rektor, memajukan pendidikan tinggi, sama dengan kita berperan dalam implementasi SDGs, untuk tujuan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan bangsa Indonesia. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengangkat tema peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini, yaitu Mewujudkan SDM Kompetitif, Inovatif, dan Berkarakter. 

“Tema ini relevan untuk menghadapi kondisi dunia, yang berkembang menjadi semakin kompleks, dengan kecepatan perubahan yang semakin pesat. Revolusi perangkat lunak, telah mentranformasikan kegiatan ekonomi, dengan sebagian pekerjaan yang ada akan digantikan oleh otomatisasi,” jelasnya.

Pergeseran ini niscaya menuntut sistem pendidikan untuk turut berevolusi menyesuaikan diri. Upacara ini kata dia mesti menjadi momentum refleksi dan mengukur langkah ke depan, bagaimana pendidikan tinggi kita mampu menjawab tantangan dan merealisasikan peluang tersebut.

Prof Mahfudz, melanjutkan, perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia terus mengalami perkembangan. Jumlah instansi pendidikan tinggi di Indonesia saat ini berjumlah 4.741. Namun, dengan penyelenggara sebanyak itu, angka partisipasi kasar pendidikan tinggi kita pada tahun 2018 masih 34,58%. Artinya, masih ada sekitar 65% anak-anak usia kuliah tidak mampu mengenyam pendidikan tinggi. Kita harus melakukan terobosan dan inovasi untuk dapat meningkatkan jumlah mahasiswa di seluruh perguruan tinggi di Indonesia dengan mutu yang baik, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan dan pasar kerja. 

 

“Dalam revolusi pendidikan tinggi, kini kita bisa temui berbagai jenis online education, MOOCs (massive open online courses), hingga cyber university; yang telah dikembangkan oleh universitas-universitas ternama di dunia, termasuk telah pula dilakukan oleh beberapa kampus di Indonesia, yang menyediakan berbagai mata kuliah baru seperti big data, data analytics, entrepreneurship dan lain-lain, untuk tujuan membekali lulusan perguruan tinggi dengan pengetahuan dan kemampuan bekerja untuk menghadapi tantangan dunia kerja masa depan,” ujarnya. JEF

Pos terkait