TANAMODINDI, MERCUSUAR – Keberadaan Remaja Masjid (Risma) di Kota Palu diharapkan dapat menjadi duta Pancasila dan duta Anti Narkoba di lingkungan masing-masing.
Pasalnya mereka setiap saat dapat bersentuhan langsung dengan masyarakat, memahami betul kondisi masyarakat yang ada di sekitar lingkungannya. Melalui kehadirannya sebagai ujung tombak dan penyambung lidah pemerintah dalam mengedukasi tentang nilai-nilai Pancasila dan Anti Narkoba, dipastikan dapat mempermudah proses pembumian nilai-nilai Pancasila di masyarakat, serta menekan angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di Kota Palu.
Harapan tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Ansyar Sutiadi, usai penutupan Pelatihan Dasar Kepemimpinan bagi Remaja Masjid se Kota Palu yang diikuti sebanyak 50 orang Remaja Masjid, selama tiga hari, sejak 28 – 30 September 2021 di salah satu hotel di Kota Palu.
Katanya, usai mengikuti Pelatihan Dasar Kepemimpinan itu, kegiatan tidak sampai di situ saja, karena dipastikan beberadaan mereka akan terus dimonitoring oleh Kesbangpol. “Karena diharapkan mereka itu nantinya bisa menjadi duta Pancasila dan Anti Narkoba di lingkungan masing-masing,”ujar Ansyar.
Dimana nantinya kata Ansyar, peran-peran Pemerintah Daerah (Pemda) terkait Pancasila dan Narkoba dan hal-hal lain, itu bisa disampaikan melalui mereka, termasuk terkait Adipura.
Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Palu, AKBP. Dr. Baharuddin, SE., M.Si juga menitipkan harapan kepada ke 50 orang remaja masjid tersebut, agar dapat ikut berperan serta dalam menekan prevalensi penyalahgunaan narkoba di masyarakat.
Dimana saat ini, jumlah usia remaja yang telah menjadi korban dari sindikat narkoba tidak kalah banyak dari jumlah korban usia produktif lainnya.
Olehnya itu kata Baharuddin, sebagai asset bangsa yang sangat berharga, para remaja ini kelak sebagai pemegang estafet kepemimpinan bangsa harus bisa dijauhkan dari penyalahgunaan narkoba, dan yang paling efektif untuk menyelamatkan mereka adalah mereka-mereka sesama remaja.
Karena dari sisi psikologi mereka saling memahami, baik dari tutur kata maupun dari unsur lainnya.
“Bangsa kita kedepan akan menghadapi bonus demografi, dimana angkatan kerja usai muda jauh lebih banyak dari mereka yang usia tua, tentu yang dimaksud angkatan kerja usia muda adalah mereka-mereka saat ini yang masih usai remaja, dan yang bisa produktif dan bersaing kedepan adalah bagi mereka yang sehat dari sisi mental dan kesehatan, jauh dari penyalahgunaan narkoba,”jelas kaban.
Untuk itu katanya, para remaja masjid ini memiliki peran sentral di lingkungan masing-masing, bukan hanya sebagai agen penggerak dakwah di lingkungannya, namun juga duta yang membumikan nilai-nilai Pancasila dan anti penyalahgunaan narkoba.
Sebelumnya, selama tiga hari itu ke 50 remaja masjid tersebut telah dibekali berbagai macam materi oleh para pemateri, termasuk tentang Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).TMG