PETOBO, MERCUSUAR – Akibat bencana alam terjadi di Palu, 28 September 2018 lalu, sejumlah sekolah terdampak, terpaksa menggunakan ruang kelas sementara. Namun, belum cukup setahun digunakan, banyak ruang kelas sementara yang telah mengalami kerusakan, yang membuat ruang kelas tersebut tidak bisa digunakan.
Salah satu sekolah yang mengalami kerusakan pada ruang kelas sementara, yaitu MTsN 3 Palu, karena mereka hanya mendapatkan bantuan ruang kelas seadanya, dengan menggunakan papan dan bambu. Selain itu atap kelas mereka menggunakan tenda seadanya. Makanya banyak tenda di ruang kelas sementara sudah mengalami kerusakan akibat robek diterjang hujan dan angin. Hal itu membuat banyak ruang kelas mereka, terpaksa tidak bisa digunakan.
Kepala MTsN 3 Palu, Munira Labalado mengatakan, banyak ruang kelas sementara yang sudah mengalami kerusakan. “Seluruh ruang yang mengalami kerusakan, terpaksa kami tidak bisa gunakan lagi, karena sudah tidak layak. Sebab jika terjadi hujan, siswa akan kehujanan, begitupun sebaliknya kalau cerah, siswa akan kepanasan. Kami hanya bisa berharap agar pemerintah bisa memberikan bantuan untuk penanganan ruang kelas sementara,” katanya, Sabtu (16/2/2019).
Madrasah tersebut saat ini memang mengalami banyak dilema, karena lokasi sekolah saat ini masih berstatus pinjaman. Sebab lokasi sekolah mereka, belum ada yang permanen, sementara sekolah sebelumnya sudah tidak layak digunakan karena terkena likuifaksi. Makanya, mereka masih menunggu keputusan dari pemerintah untuk mendapatkan tempat baru untuk membangun sekolah.
“Kami sangat kasihan melihat kondisi para siswa mengikuti aktifitas belajar mengajar di ruang kelas seperti itu. Mereka hanya menggunakan kelas sementara, yang sangat jauh dari rasa kenyamanan. Selain itu, kelas yang mereka gunakan juga sudah banyak mengalami kerusakan, yang membuat para siswa terpaksa diungsikan di tenda-tenda sementara untuk belajar,” terangnya.
Saat ini mereka hanya bisa menunggu bantuan untuk mendapatkan ruang kelas sementara semi permanen, seperti sekolah lainnya di Kota Palu. Di mana kelas mereka sudah menggunakan rangka baja dan tentunya atap kelas mereka sudah menggunakan seng.
Jika mereka mendapatkan kelas seperti itu, maka tidak akan mudah rusak seperti kelas mereka saat ini yang hanya menggunakan tenda sebagai atap. UTM