TONDO, MERCUSUAR – Bencana gempa, tsunami, dan likuifaksi yang melanda wilayah Palu, Sigi, dan Donggala, 28 September lalu, menyebabkan sebagian gedung di Universitas Tadulako (Untad) mengalami kerusakan. Dari sekian gedung yang rusak tersebut, sebagian terdiri dari ruang perkuliahan.
Oleh karena itu, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) memberikan bantuan berupa 17 unit tenda serta papan tulis, untuk menunjang kegiatan perkuliahan, yang dijadwalkan akan kembali aktif pada 5 November mendatang.
Penyerahan bantuan tersebut dilakukan oleh Kepala Biro Keuangan dan Umum Kemenristekdikti, Moh Wiwin Dawina beserta tim, Kamis (1/11/2018), bertempat di gedung Pascasarjana Untad. Bantuan tersebut diterima langsung oleh Rektor Untad, Prof Dr Ir Muh Basir, SE, MS.
Rektor sendiri berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh pihak Kemenristekdikti dan berharap bantuan tersebut dapat digunakan sebaik-baiknya, untuk menunjang proses perkuliahan di Untad. Selain diberikan ke 11 fakultas, bantuan tenda tersebut juga didistribusikan ke program pascasarjana, RS Untad dan BAKP, serta SMA dan SMP Labschool Palu.
Sementara itu, Rektor Untad, Jumat (2/11/2018) mengatakan, pasca bencana tersebut, jumlah ruang kuliah yang masih bisa digunakan di Untad, turun sekitar 50 persen dari jumlah selama ini. Kata Rektor, ruangan yang banyak mengalami kerusakan, berada di gedung yang bertingkat.
“Ruangan yang rusak berat sekitar 40 persen, rusak sedang 20 persen, rusak ringan 30 persen. Untuk pemulihan infrastruktur, kami serahkan ke pihak kementerian, karena membutuhkan dana yang besar. Ruangan yang rusak ringan bisa kita upayakan untuk perbaiki,” ujarnya. JEF/*