Ruas Jalan Padat Karya Rusak

HLL

TONDO, MERCUSUAR – Sebagian ruas Jalan Padat Karya, di Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore rusak berat. Pasalnya, tidak ada titik drainase yang menampung aktivitas pembuangan limbah rumah tangga, yang notabene di sekitaran ruas jalan tersebut, jumlahnya lumayan banyak.

Razak, salah seorang warga Tondo, mengeluhkan kondisi jalan tersebut, di mana kata dia bukan hanya berlubang, tetapi mirip kubangan kerbau. Kata dia, jumlahnya kurang lebih tiga titik yang berdekatan, di mana setiap kendaraan yang melintas harus berhati-hati, karena lubang tersebut yang berada di tengah jalan, bisa mengakibatkan kendaraan terjungkal.

“Genangan airnya dalam, belum lagi tepian kubangan lumpur yang lumayan licin, bisa mengakibatkan kecelakaan. Entah sudah berapa kali, saya melihat motor terpeleset di kubangan limbah itu,” urainya.

Kondisi tersebut diperparah dengan beberapa unit rumah kos, yang berada tidak jauh dari ruas jalan, yang membuat pembuangan seadanya. Akibatnya, semua air limbah ditampung di tengah badan jalan, bahkan ada yang sengaja membuat aliran limbah rumah ke ruas jalan.

Kata Razak lagi, meskipun tidak musim hujan, kubangan lumpur tetap ada dan tidak mengering, apalagi jika musim hujan, lebih parah lagi kondisinya, sehingga dia dan teman-temannya, kadang tidak memilih jalur tersebut, karena debit air yang menimbulkan aroma tak sedap itu, bisa mencapai puluhan sentimeter.

Ironisnya lagi, selain soalan kubangan lumpur, ternyata banyak pula yang membuang sampah di sekitaran jalan, sehingga ikut pula menambah kesemrawutan di sekitar jalan. Diduga sampah tersebut berasal dari beberapa rumah kos yang ada di sekitaran Jalan Padat Karya, mulai dari sampah kering, sampai sampah basah, yang aromanya pun semakin menyengat.

“Saya berharap, kondisi ini menjadi perhatian pemerintah, dengan memberikan peringatan kepada para pemilik kos, untuk memperbaiki sarana drainasenya, dan juga pemerintah Kota Palu, turut memperhatikan pembuatan drainase,” ujarnya.

Menurutnya, persolan itu, bukan hanya milik pemerintah saja, sebab meskipun drainase sudah dibuat, namun jika kebiasaan masyarakat yang bermukim di sekitaran jalan, tidak berbanding lurus dengan keinginan pemerintah, maka semuanya bisa sia-sia.

Mungkin dulunya, Jalan Padat Karya hanya jalur alternatif yang jarang dilalui. Namun dengan berkembangnya pemukiman di sekitaran jalan, banyak menjamur rumah-rumah kos, maka jalur itu, menjadi jalur pilihan utama. Menurut Razak, jalur tersebut merupakan akses terdekat menuju beberapa fasilitas publik. NDA     

Pos terkait