Sanggar Seni Maliuntinuvu, Terima Bantuan Penguatan Kearifan Lokal

LOLU UTARA, MERCUSUAR – Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia (RI) memberikan bantuan penguatan kearifan lokal terhadap enam sanggar seni, senilai Rp50 juta terhadap masing-masing sangar seni. Hal ini dilakukan untuk melestarikan budaya kearifan lokal di Sulteng. 

Salah satu sanggar seni penerima adalah Sangar Seni Maliuntinuvu. Bantuan kearifan lokal ini, diserahkan langsung oleh Anggota Komisi VIII DPR RI, Matindas J. Rumambi, didampingi Dinas Sosial Kota Palu, Sabtu (23/12/2023), di Sekretariat Sanggar Seni Maliuntinuvu.

Ketua Sanggar Seni Maliuntinuvu, Alfian H. Wande, mengucapkan terima kasihatas bantuan tersebut. Menurutnya, bantuan ini dapat membangkitkan semangat pemuda dalam membangun kearifan lokal dan membangun ekonomi mandiri, di kalangan pemuda dan masyarakat.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak Kementerian Sosial RI, atas bantuan dana yang diberikan ke komunitas kami. Kami berharap, bantuan ini bisa kami gunakan untuk pelestarian budaya, juga sebagai penguatan ekonomi, terkhusus kepada anggota komunitas,” ujar Alfian 

Bantuan kearifan lokal ini sebagai bentuk dukungan terhadap perkembangan seni di Kota Palu. Program Kearifan Lokal merupakan upaya dalam menjaga pelestarian kebudayaan lokal, yang menjadi wadah untuk meredam konflik sosial di masyarakat.

Lanjutnya, bantuan Kearifan Lokal pada sanggar seni ini, diharapkan mampu mengembangkan pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya pelaku seni.

Legislator PDI Perjuangan ini mengatakan, bantuan penguatan kearifan dari Kementerian Sosial, dapat menunjang kegiatan pembinaan dan pelestarian seni budaya yang dikelola oleh sanggar seni yang ada di Provinsi Sulteng. Menurutnya, walaupun bantuan ini tidak dapat memenuhi kebutuhan sanggar secara keseluruhan, namun diharapkan sebagai bentuk dorongan dan dukungan untuk mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal.

“Dengan penanaman nilai, akan mendukung situasi yang kondusif, karena kegiatan sanggar mengedepankan nilai-nilai luhur sebagai warisan budaya leluhur yang terus dipertahankan,” ujarnya 

Kegiatan ini kata dia, bisa meredam situasi dengan mengenalkan budaya, yang dapat menginspirasi anggotanya yang berkarakter mulia dan meningkatkan hasil usaha dari sanggar seni dalam perkembangan ekonomi kreatif. 

Sanggar Seni Maliuntinuvu merupakan wadah pengembangkan potensi seni dan budaya, kreativitas dan pelayanan gerejawi, khususnya di bidang seni suara. Sanggar Seni Maliuntinuvu dibentuk oleh alm. Maurits Edward Kamudi pada 5 Desember 2006, dengan format kelompok paduan suara. ABS

Pos terkait