Sayuran di Palu Tercemar Bakteri E.coli

TANAMODINDI,MERCUSUAR- Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palu tahun 2017 kemarin membawa 11 sampel pangan segar (sayur dan buah) untuk diuji ke Laboratorium Bogor, hasilnya sembilan diantaranya terbukti tercemar bakteri Escherichia coli biasa disingkat E.coli. Dimana bakteri ini jenis berbahaya di Eropa yang diduga bersumber dari sayur-sayuran mentah.

Demikian disampaikan Kabid Keamanan Pangan, Heder, Kamis (19/7/2018). Dimana sampel tersebut beberapa diambil dari petani yang di Kelurahan Boyaoge, dari pasar dan PKL. Berdasarkan standar ambang batas pangan segar sebesar 3 apm per gram namun jumlah bakteri E. coli yang terindikasi pada sembilan jenis pangan yang diuji tersebut mencapai 1.100 apm per gram, sehingga berbahaya untuk dikonsumsi apabila tidak bersihkan dengan menggunakan air mengalir dan dimasak lebih dulu dengan suhu 70 derajat celcius.

“Sayuran tersebut seperti sawi, kangkung cabut, bayam cabut, tomat, cabe kriting, cabe hijau, kacang panjang , daun bawang batu, terong, untuk pangan segar yang diambil langsung dari petani dapat kita telusuri sebab jelas sumbernya, sedangkan yang dibawa dari pedagang PKL dan pasar ini yang terputus informasinya sebab ada juga diambil langsung dari Pasar Masomba, hal ini tengah dilacak sebab hilang jejak,” ujarnya.

Penyuluh pertanian sudah disampaikan untuk para petani tidak lagi menggunakan air dari sungai sebab kebersihan air tidak diketahui, sebab bisa saja sudah tercemar kotoran manusia, namun kebanyakan petani mencuci sayurannya menggunakan air tersebut.

Dia katakan, pola makan sayur mentah, yang dibuat lalapan ini yang besar potensinya manusia terkena bakteri E.coli. Dia tegaskan paparan pestisida pada pangan segar yang beredar di Kota Palu tidak ada, namun terindikasi mikroba E. coli.

“Ini hasil uji sampel kita pada 11 item pangan segar, sebelumnya kita yang mengusulkan untuk diuji sebagai pengawasan dan keamanan pangan,sehingga hanya buah anggur yang terbebas bakteri E.coli bersama bawang batu, sebab hanya daunya yang tercemar,”ungkapnya.

Masyarakat disarankan tidak mengkonsumsi sayuran mentah, jika ingin dikonsumsi sebaiknya dimasak dengan suhu minimal 70 derajat calcius, sehingga bakteri dapat mati semua, dan sebelumnya dicuci dengan air mengalir. ABS

Pos terkait