TANAMODINDI, MERCUSUAR- Sekretaris Daerah Kota Palu, Asri membuka secara resmi rangkaian Reme Vula Festival di Petamba Raya lokasi Persawahan Kelurahan Tanamodindi, belum lama ini. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Sanggar Seni Pedati tersebut mengangkat tema ‘Meningkatkan Rasa Solidaritas, Nasionalisme, dan Mempererat Persaudaraan Berakar pada Kebudayaan.’
Dalam sambutannya, Asri menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya atas nama pemerintah Kota Palu kepada Sanggar Seni Pedati yang telah menggagas kegiatan Reme Vula Festival.
Menurutnya, kegiatan ini penting untuk dilaksanakan karena dapat meningkatkan kebersamaan antarmasyarakat dalam rangka mewujudkan nilai kekeluargaan, kegotongroyongan, dan toleransi.
“Semoga ketiga nilai itu dapat kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena apabila nilai-nilai tersebut bisa dipertahankan, maka seluruh pembangunan Pemerintah kota Palu dapat terlaksana dengan baik,” katanya.
Asri mengatakan sesuai UU No. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, kita memang diminta untuk menggali nilai-nilai budaya adat istiadat yang pernah dilakukan oleh para leluhur baik permainan tradisional, seni budaya, maupun pengobatan-pengobatan.
“Ada empat daerah di Indonesia yang dianggap Kemendikbud masih mempertahankan nilai-nilai budayanya yakni Ponorogo, Palu, Ambon, dan salah satu daerah di Jawa,” ungkap Asri.
Kadang-kadang zaman sekarang, katanya menganggap nilai-nilai budaya dan tradisi leluhur itu sudah ketinggalan zaman, padahal itu amanat Undang-Undang untuk menarik wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia.
“Salah satu tradisi kita yang hilang adalah ‘Novunja’ yakni mensyukuri nikmat Allah Swt saat musim panen tiba. Karena dianggap bertentangan dengan agama, itu hilang. Padahal tujuannya kita syukuran, hanya pelaksanaannya berbeda-beda setiap kelurahan,” katanya.
Asri menyatakan tradisi tersebut perlu dilestarikan kembali supaya hasil pertanian bisa menghasilkan panen yang bagus dan memberikan manfaat bagi pemiliknya dan masyarakat sekitarnya. ABS