Sekolah Sukma Direncanakan Didirikan di Sulteng

SEKOLAH SUKMA

TONDO, MERCUSUAR – Pasca bencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi yang melanda beberapa daerah di Sulteng pada 28 September 2018 lalu, salah satu yayasan yang memiliki fokus pada bidang pendidikan yakni Yayasan Sukma Bangsa berencana mendirikan sekolah. Adapun sasaran utamanya adalah para generasi muda yang menjadi penyintas bencana.

Perwakilan Divisi Penjaminan Mutu Pendidikan Yayasan Sukma Bangsa, Fuad Fahruddin menyebutkan, Sekolah Sukma yang berlandaskan multikultur dan multiagama tersebut, nantinya ditargetkan dapat dibuka pada tahun 2020 mendatang. Yayasan ini sebelumnya juga telah membangun Sekolah Sukma pascabencana tsunami yang melanda Aceh beberapa tahun yang lalu.

“Kita dalam proses pembangunan dan ditargetkan pada tahun 2020 mulai dibuka, dan prioritasnya anak-anak dari para penyintas bencana. Sekolah ini multikultur, multiagama, dan nanti semua warga masyarakat dari latar belakang beragam bisa masuk ke sekolah ini. Di situlah akan ditanamkan culture awareness,” jelas Fuad, usai sosialisasi terkait pembangunan Sekolah Sukma, di Universitas Tadulako (Untad), Rabu (20/2/2019).

Untuk dapat menjamin kualitas pendidikan di Sekolah Sukma nantinya, Yayasan Sukma Bangsa berupaya menggaet sejumlah perguruan tinggi di Sulteng. Olehnya, dalam sosialisasi yang digelar tersebut, selain Universitas Tadulako, juga diundang beberapa perguruan tinggi lainnya di Sulteng, seperti Universitas Muhammadiyah, Universitas Alkhairaat, dan IAIN Palu. Kerja sama tersebut, jelas Fuad lagi nantinya terkait dengan pengadaan tenaga pengajar serta capacity development.

“Nanti kerja samanya dalam bentuk pengadaan tenaga pengajar, dan bagaimana juga capacity development, atau pendampingan untuk penguatan tenaga kependidikan yang ada. Ini merupakan bagian dari keberhasilan pendidikan itu sustainability, tidak bisa sendirian,” jelasnya lagi.

Fuad menuturkan, Sekolah Sukma yang dibangun oleh Yayasan Sukma Bangsa nantinya akan berbentuk sekolah umum berasrama, menampilkan ciri khas keragaman, ditambah layanan pendidikan agama, serta pengembangan potensi akademik dan nonakademik, dengan sasaran utama adalah pengembangan mutu. JEF

Pos terkait