MARAWOLA, MERCUSUAR – “Saya sangat berbahagia kembali bertemu dengan para siswa dalam peresmian gedung baru. Saya berharap para siswa dapat belajar dengan baik di gedung baru ini. Semangat belajar adik-adik, kejar cita-citamu, terima kasih,” kata President Director of PT AEON Indonesia, Toyofumi Kashi mengakhiri sambutannya.
Hal itu dikemukakan Toyofumi saat memberikan sambutan pada peresmian gedung baru di SMK Muhammadiyah Marawola di Desa Binangga, Kabupaten Sigi, Rabu (28/8) siang.
Gedung baru yang diresmikan terdiri enam kelas dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Sebelumnya, empat kelas bangunan bantuan Lions Club juga telah diresmikan disamping gedung baru yang diresmikan kemarin.
Toyofumi mengawali sambutannya dengan memohon maaf karena ia menggunakan bahasa Indonesia meski belum fasih. Ia membacakan sambutannya dengan lancar dan mendapat perhatian dari hadirin.
Di acara itu hadiri Ketua Baznas, Prof Dr Bambang Sudibyo MBA CA, Gubernur Sulawesi Tengah diwakili staf ahli bidang pembangunan, Muh Nizam, Bupati Sigi diwakili asisten 2, Iskandar Nongtji, Ketua Yayasan SMK Muhammadiyah Marawola, Drs Ramli Joto Larini, dan pejabat lainnya.
Menurut Toyofumi, ia sangat berbahagia menyaksikan para siswa dapat kembali belajar dengan tenang karena bangunan sekolahnya kembali dibangun kokoh. Bangunan sebelumnya hancur akibat gempa pada 28 September 2018.
“Bangunan SMK Marawola ini dibangun dengan konstruksi tahan gempa sehingga relatif aman bagi para siswa untuk belajar setiap hari. Kami berterima kasih kepada Baznas karena telah mewujudkan keinginan kami membantu saudara-saudara di Kabupaten Sigi yang terdampak musibah,” katanya.
Disebutkan, AEON melalui AEON 1% Club sebelumnya telah membantu korban bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah dengan membantu membangun hunian sementara di Kota Palu dan rumah Sakit Lapangan di Donggala.
Sementara Ketua Baznas, Prof Dr Bambang Sudibyo MBA CA mengatakan, gedung sekolah enam bilik yang dibangun ini dipilih karena terkena dampak yang cukup parah dari bencana alam. Meski rusak berat, bangunan sekolah ini belum mendapatkan bantuan yang memadai untuk perbaikan sekolah dari pihak manapun hingga beberapa bulan setelah gempa.
“Karenanya Baznas berterima kasih kepada AEON yang sangat peduli dengan perbaikan fasilitas pendidikan di lokasi bencana di daerah ini. AEON telah memberikan teladan kepedulian, semoga ini dapat menginspirasi perusahaan lainnya,” katanya.
Ketua Baznas, Bambang Sudibyo yang mantan Menteri Pendidikan mengatakan, pembangunan manusia sangat strategis untuk menuju manusia yang maju, manusia unggul, dan manusia kompetitif. Sedangkan infrastuktur seperti sekolah hanyalah sebagai instrumen.
“Tetapi yang sangat penting adalah pembangunan manusianya,” katanya.
Ia juga mengungkapkan, pernah menjadi Ketua Muhammadiyah. Karenanya ia berharap gedung baru sekolah itu dapat difungsikan dengan sebaik-baiknya oleh keluarga besar Muhammadiyah.
Gempa bumi dan tsunami yang melanda Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong menelan banyak korban jiwa. Tercatat 2.073 korban meninggal dunia, 10.679 jiwa luka-luka, 671 jiwa hilang, 82.775 jiwa mengungsi. Kemudian 67.310 rumah rusak, 2.736 fasilitas pendidikan rusak, 20 fasilitas kesehatan rusak, dan 12 titik jalan rusak.
Mayoritas Siswa Kristiani
SMK Muhammadiyah Marawola termasuk salah satu sekolah yang unik. Menurut kepala sekolahnya, Aminah Lamadjido SPd, MPd, dari 175 orang siswanya, mayoritas beragama kristiani. “Hanya 75 siswa yang beragama Islam, 100 siswa lainnya beragama kristiani, dan di sini juga terdapat guru dari kristiani,” katanya.
Ia berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada Baznas dan AEON yang telah membantu membangun kembali gedung sekolah yang sudah rusak karena gempa bumi.
Sementara ketua yayasan, Ramli mengungkapkan, siswa sekolah ini kebanyakan anak-anak dari gunung dan kurang mampu. Dia mendatangi kampung-kampung di gunung dan mengajak anak-anak untuk bersekolah tanpa memikirkan biayanya.
“Saya ingin anak-anak di gunung yang terisolir juga mendapatkan kesempatan untuk bersekolah. Saya ajak mereka untuk sekolah. Makanya, kebanyakan siswa sekolah ini dari keluarga yang kurang mampu. Insya Allah dalam waktu dekat ada dua tamatan sekolah ini yang akan meraih gelar sarjana,” katanya.
Di sela-sela acara peresmian, hadirin sempat terkesima dengan penampilan para siswa di panggung. Kelompok paduan suara sekolah itu menyanyikan sebuah lagu yang menceritakan para siswa harus menjauhi narkoba.
Lagu itu ternyata gubahan dari ketua yayasan, Ramli. Usai dinyanyikan, ada dialog singkat para siswa dengan Ramli dalam bahasa daerah. Lagu itu sangat menyentuh, sangat tepat dinyanyikan untuk segala usia pada sosialisasi menjauhi narkoba. Para siswa SMK Muhammadiyah Marawola sangat kreatif.MAN