BIROBULI UTARA, MERCUSUAR – Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Palu mencatat dari jumlah kejadian sepanjang 2023, kejadian di perairan atau kecelakaan pelayaran/kapal lebih mendominasi dibanding kejadian lainnya.
Sepanjang 2023, jumlah operasi SAR yang ditangani sebanyak 57 kejadian, dengan rincian kecelakaan pelayaran/kapal 28 kejadian, kondisi membahayakan jiwa manusia 23 kejadian, kecelakaan pesawat 1 kejadian, bencana alam 2 kejadian, dan kecelakaan penanganan khusus 1 kejadian.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu, Andrias Hendrik Johannes mengatakan, dari 57 kejadian dengan keterangan selamat 304 orang, meninggal dunia 26 orang dan hilang 13 orang.
Rincian kejadian itu, kata Andrias yakni kejadian kondisi membahayakan jiwa manusia 23 kejadian (selamat 13 orang -meninggal 14 orang, hilang 10 orang), kemudian kejadian kecelakaan pelayaran/kapal 28 kejadian (selamat 206 orang, meninggal 4 orang, hilang 3 orang), kecelakaan pesawat 1 kejadian (selamat 8 orang, meninggal tidak ada dan hilang juga nihil), bencana alam 2 kejadian (selamat 41 jiwa, meninggal 1 orang, hilang tidak ada), kecelakaan penanganan khusus 1 kejadian (selamat 36 orang, meninggal 6 orang).
Andrian melanjutkan, di tahun 2022 jumlah kejadian yang ditangani yaitu 69 kejadian. kecelakaan kapal 37 kejadian, kondisi membahayakan jiwa manusia 27 kejadian, bencana alam 3 kejadian dan kecelakaan penanganan khsusus 2 kejadian.
“Jika dibandingkan tahun 2022, dapat kita lihat jumlah kejadian yang diterima sepanjang tahun 2023 menurun, namun kejadian masih didominasi oleh kejadian di perairan atau kecelakaan kapal,” jelasnya, Selasa (2/1/2024).
Pihaknya juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan operasi SAR seperti potensi SAR dari TNI, Polri, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat, sehingga semua dapat dilaksanakan dengan baik dan berhasil.
Dia mengatakan, melihat tingginya angka kejadian di perairan, maka para nelayan-nelayan, operator kapal diimbau agar selalu memperhatikan situasi dan kondisi saat belayar dan juga harus mengetahui informasi cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG setempat.
“Harapan kami masyarakat bisa lebih mematuhi seluruh yang disampaikan instansi-instansi terkait dalam melaksanakan kegiatan, sehingga masyarakat semua merasa aman dan nyaman dalam setiap beraktivitas,” ujar Andrias. AMR