Seri Diskusi Etnografi Akan Hadirkan Peneliti Cornell University

etnografi

PALU, MERCUSUAR – Program Studi Antropologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tadulako (Untad), akan kembali melaksanakan seri diskusi etnografi, 23 Juli mendatang. Seri diskusi kali ini, akan mengangkat kajian Etnohistori dan Warisan Kolonial Kuliner Kota-kota di Bagian Timur Indonesia.

Salah seorang dosen Prodi Antropologi Untad, Moh Nasrum, S.Sos,  M.Sc, Jumat (19/7/2019) mengatakan, sejumlah pertanyaan penting yang ingin diungkapkan dalam Seri Diskusi Etnografi kali ini, adalah bagaimana kolonialisme membentuk praktik kuliner dan makanan, pada beberapa kota di Kawasan Indonesia bagian Timur, serta bagaimana praktik makanan pada era kolonial di Indonesia bagian Timur?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penting tersebut, diskusi ini akan menghadirkan sejumlah pembicara yang berkompeten di bidangnya. Pertama, Michael Kirkpatrik Miller, kandidat PhD dari Department of History The College of Arts and Sciences Cornell University, yang akan menjadi pembicara utama. Michael akan disandingkan dengan peneliti sejarah Sulawesi Tengah dari Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Untad, Haliadi Sadi, PhD, serta arkeolog Sulawesi Tengah dari Museum Daerah Sulawesi Tengah, Iksam Djahidin Djorimi, M.A.

Michael Kirkpatrik Miller sendiri jelas Nasrum, memiliki ketertarikan pada kajian mengenai kolonialisme di Asia Tenggara dan Pasifik, di mana secara tematis, dirinya tertarik pada tema Maskulinitas Keagamaan, Sejarah Transnasional, Studi Pangan, dan Studi Hewan. Proyek disertasinya saat ini, berfokus pada kategorisasi kolonial Belanda, tentang agama dan seksualitas di Indonesia Timur, khususnya di kota-kota pelabuhan yang beragama beragam dan multietnis di Makassar, Manado, dan Ambon.

Kegiatan ini sendiri kata Nasrum, dilaksanakan oleh Program Studi Antropologi, Jurusan Sosiologi FISIP Untad, melalui kemitraan dengan American Institute For Indonesian Studies (AIFIS) dan Forum Dosen Indonesia (FDI) Daerah Sulawesi Tengah. Seri Diskusi Etnografi ini sendiri rencananya akan dihadiri oleh berbagai kelompok pemangku kepentingan, yang terdiri atas akademisi/peneliti, mahasiswa, aktifis LSM, serta wakil Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dan Kota Palu. JEF

 

Pos terkait