PALU, MERCUSUAR – Demi menyukseskan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) yang akan dilaksanakan pada 18-26 Oktober 2021 mendatang, SDN 21 Palu menggelar Workshop Peningkatan Kompetensi Guru, bertempat di aula sekolah setempat, Sabtu (16/10/2021).
Workshop ini diikuti oleh semua guru SDN 21 Palu, dengan narasumber Kepala Bidang Pembinaan SD/SMP Dikbud Kota Palu, Drs. Yabidi, M.Si.
Sasaran dari ANBK ini adalah siswa kelas 4 dan 5, dengan materi ujian seperti AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dan survei lingkungan belajar siswa.
Sedangkan AKM sendiri itu mengukur kemampuan literasi, numerasi dan survei karakter pelajar Pancasila.
Dalam kesempatan itu, Yabidi menjelaskan, di dunia internasional sejak 1960 sudah melaksanakan PISA (Programme for International Student Assessment), sebagai alat ukur kinerja siswa yang mengukur kemampuan literasi, numerasi, dan sains.
“Di Indonesia ini masih hal yang baru, kita terjebak dalam pendalaman materi mata pelajaran yang diulang-ulang pada setiap tingkatan pendidikan,” ujar Yabidi.
Asesmen berbasis komputer, kata dia, untuk mengukur dan memetakan mutu pendidikan di Indonesia karena berdasarkan skor PISA, kompetensi numerasi dan literasi siswa Indonesia 75 persen terburuk di dunia.
“Untuk Asia Tenggara saja, kita jauh berada di bawah Malaysia, Singapura , Thailand dan mungkin hanya ada di atas Timor Timur dan Papua New Guinea,” jelasnya.
Olehnya, sebutnya, reformasi asesmen dengan memetakan mutu pendidikan dilakukan guna mendorong peningkatan kualitas pembelajaran.
Kunci keberhasilan ANBK, tambahnya, terletak pada suksesnya pelaksanaan simulasi. Workshop guru tersebut kiranya bisa menambah kompetensi dan motivasi guru SDN 21 Palu.
Sekolah Huntara yang Jadi Rujukan
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dikbud Tatanga-Palu Selatan Rospi Dg Sirua mengapresiasi persiapan SDN 21 Palu menghadapi ANBK.
Meskipun masih di sekolah darurat, SDN 21 jadi rujukan 44 sekolah lainnya di wilayah III Tatanga-Palu Selatan.
“Karena kreativitas dan kompetensi pimpinan dan guru SDN 21 Palu. Bagaimana pun bagusnya sarana dan prasarana sekolah, bila kepseknya tidak kreatif dan guru hanya tahu mengajar saja, maka sekolah itu tidak ada apa-apanya,” ujarnya.
Tahun 2021 ini, SDN 21 Palu merupakan salah satu dari enam sekolah penggerak di Kota Palu.
Sejak bencana gempa 2018 silam, sekolah ini masih menempati sekolah darurat. Namun, hal ini, tambah Rospi, tidak menyurutkan semangat civitas pendidik untuk berbuat demi kemajuan pendidikan di Kota Palu. */JEF