PALU, MERCUSUAR – Salah satu siswa SMAN 2 Palu kembali berhasil lolos Pertukaran Pelajar Internasional ke Jepang. Sebelumnya satu siswa SMAN 2 Palu pada 2018 berhasil lolos Pertukaran Pelajar Internasional di Amerika Serikat tetapi saat ini sudah pulang.
“Prestasi ini memang tidak mudah karena sebelumnya kami harus mengikuti berbagai seleksi yang diikuti ribuan siswa dari seluruh Indonesia. Setelah itu lolos seleksi tingkat nasional yang dilaksanakan di Makassar, setelah itu saya dinyatakan lolos ke ke Jepang,” katanya, Jumat (26/7/2019).
Siswa yang berhasil lolos pertukaran pelajar internasional di Jepang bernama Eko Julianto Kumenep Kelas XII IPA 3 sementara siswa yang sudah pulang dari Amerika Serikat bernama Siti Nur Haliza kelas XII IPA 1. Rencananya keberangkatan pertukaran pelajar tersebut, ke Jepang akan dilaksanakan pada bulan Juli 2019 ini selama tujuh bulan kedepan.
Siswa SMAN 2 Palu, Eko Julianto Kumenep mengatakan sangat bangga bisa lolos ajang Pertukaran Pelajar Pelajar Internasional di Jepang. Nantinya di Jepang siswa SMAN 2 Palu akan bertugas untuk mengikuti pendidikan budaya baik yang ada di Jepang maupun di Indonesia khususnya budaya Kaili yang ada di Sulteng. Makanya persiapan untuk mengikuti pertukaran pelajar siswa tersebut sudah mempersiapkan diri dengan mempelajari lebih dalam budaya Kaili. Mulai dari seni maupun kuliner khasnya yang memang sesuai dengan tema.
“Saat ini belum ada kendala dalam persiapan menunju pertukaran pelajar karena saya juga sudah menguasai Bahasa Jepang yang saya pelajari di sekolah. Makanya saya akan berusaha sebaik mungkin untuk bisa mendapatkan pengalaman belajar di Jepang selama tujuh bulan kedepan,” terangnya.
Sementara itu, Siti Nur Haliza siswa yang belum lama pulang dari Pertukaran Pelajar di Amerika Serikat mengaku banyak mendapatkan pengalaman pendidikan di Negara maju seperti Amerika Serikat.
“Saya sangat bersyukur karena menjadi salah satu siswa yang berhasil mengikuti Pertukaran Pelajar Internasional. Prestasi ini sangat banyak memberikan pejaran buat saya kedepannya karena saya 11 bulan mengikuti pendidikan di sana. Makanya saya menghimbau kepada adik kelas untuk bisa mengikuti seleksinya karena akan berbeda jika kita pernah belajar di Negara maju,” ujarnya.
Ia menambahkan ajang itu sebagai pengalaman hidup yang tidak akan pernah terlupakan, apalagi seluruh siswa yang berhasil lolos pada ajang tersebut ditanggung biayanya oleh pemerintah pusat. Jadi tidak tidak ada alasan bagi para siswa tidak bisa mengikuti ajang tersebut, hanya saja seleksinya yang sangat ketat karena harus bisa bersaing dengan ribuan siswa lainnya dari seluruh Indonesia.UTM