TALISE, MERCUSUSUAR – Pengelola Program/Monitoring&evaluasi KPA Sulawesi Tengah (Sulteng), Moh. Fadli Alhasni.Sos menjelaskan, permasalahan HIV dan AIDS menjadi tantangan kesehatan hampir di seluruh dunia, termasuk di Sulteng. Jika melirik data Dinkes Provinsi Sulteng sejak pertama kali ditemukan sampai dengan Mei 2019, HIV- AIDS telah dilaporkan keberadaannya di 13 kabupaten/kota dengan angka kasus HIV mencapai 1.561 kasus dan AIDS sebanyak 797 Kasus.
Dia melanjutkan, kasus HIV-AIDS diibaratkan fenomena gunung es, yang tampak dipermukaan sedikit akan tetapi lebih banyak yang tak nampak. Jika kita menggunakan estimasi tahun 2016 kasus HIV di Sulteng yaitu sebanyak 12.541 kasus, maka kasus yang terungkap sampai dengan saat ini baru mencapai 12,44 persen, yang artinya bahwa masih ada 10.980 kasus yang belum ditemukan.
Dia katakana, dari keseluruhan kasus HIV, tertinggi di kota Palu dengan angka mencapai 845 kasus atau 54 persen dari total keseluruhan kasus di Kabupaten/Kota, dengan pola penularannya didominasi melalui heteroseksual berganti-ganti pasangan. Penyebaran HIV-AIDS menunjukkan adanya peningkatan meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan.
Peningkatan ini didukung oleh semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, peningkatan perilaku seksual yang tidak aman dan penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan yg secara simultan meningkatkan risiko penyebaran penyakit HIV/AIDS, akan tetapi peningkatan jumlah kasus HIV AIDS bukan mengartikan bahwa pemerintah tidak berupaya dalam pengendaliannya, dengan upaya penemuan kasus sebanyak-banyaknya, ini menunjukkan keberhasilan bahwa semakin banyak orang HIV yang ditemukan diharapkan langsung mendapatkan terapi ARV, sehingga sistem kekebalan tubuhnya dapat terjaga karena Obat ARV mampu menekan jumlah virus HIV di dalam darah sehingga kekebalan tubuhnya (CD4) tetap terjaga dan memperlambat kesakitan dan kematian akibat AIDS dapat dikurangi.
Fadli mengatakan, orang HIV dapat bertahan hidup lebih lama jika mengkonsumsi ARV tepat waktu, teratur dan seumur hidup, karena ARV mampu menekan perkembangan virus HIV. Jika patuh mengkonsumsi ARV maka waktu ketahanan terhadap penyakit kemungkinan besar akan sama dengan orang yang sehat tanpa penyakit HIV. AMR/*