PALU, MERCUSUAR – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Palu masih kekurangan guru vokasi yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Kepala SMK PGRI Palu, Ma’aruf, masih sangat membutuhkan tambahan guru vokasi untuk melengkapi kekurangan guru di sekolah.
“Kita swasta kurang guru, guru negeri hanya enam orang, kalau guru vokasi ada tiga orang sedangkan itu masih honor, tidak ada pegawai negeri. Jadi kita sekolah swasta ini yang berusaha sendiri untuk mencari guru, ada juga guru yang mengambil keahlian ganda kemarin, tetapi sekarang malah pindah di SMK Negeri,” katanya, Selasa (13/8/2019).
Sebelumnya, guru tersebut merupakan guru vokasi bidang akuntansi, namun setelah dia mengikuti program keahlian ganda, guru tersebut pindah di salah satu SMK Negeri yang ada di Kota Palu.
“Artinya kita sekolah swasta ini tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi kalau guru negeri tersebut merupakan hak dari pemerintah. Kita sebagai sekolah swasta kalau diberikan guru, kita sangat berterimakasih kepada pemerintah karena itu merupakan suatu bantuan bagi kami,”tuturnya.
Sementara ini, untuk mengantisipasi kekurangan guru tersebut, SMK PGRI Palu mengambil guru dari SMK Swadaya Palu. Sebab, Kota Palu sangat kekurangan guru kejuruan atau guru vokasi, mengingat Universitas Tadulako (Untad) tidak melahirkan guru-guru vokasi tersebut.
“Kebanyakan guru kejuruan di Kota Palu ini merupakan guru yang berasal dari luar daerah. SMK PGRI Palu membuka tiga jurusan yaitu jurusan akuntansi, perkantoran, dan teknik komputer dan jaringan. Guru vokasi disini adalah guru-guru yang juga guru honor di beberapa SMK di Kota Palu,”katanya.
Dia berharap, agar kedepannya pemerintah daerah juga dapat memberikan perhatian lebih terhadap sekolah swasta, sebab sekolah swasta juga merupakan mitra pemerintah dalam menjalan amanat undang-undang dasar, dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa.UTM