PALU, MERCUSUAR – Mantan pemain Persipal di era 70-an, Harry Yampa menyebut semangat juang dan mental menjadi pembeda pemain zaman dulu dan generasi sekarang. Dia mengatakan pemain di zamannya tak sedikitpun gentar menghadapi lawan sekalipun mengeluarkan darah.
“Di zaman saya semangat juang kita luar biasa, bahkan kalau kalah malu kita pulang. Pemain seangkatan saya, seperti Sukiman sampai patah giginya, saya sobek dipelipis mata kanan dan Hamka juga kepalanya cedera waktu bela Persipal. Ini menjadi bukti kalau mental dan semangat juang kita diatas segalanya,” terang Harry Yampa di sela-sela turnamen Sepakbola DPD Golkar Sigi belum lama ini.
Herry Yampa yang lahir pada 22 Oktober 1950 di Kampung Baru (sekarang Kelurahan Baru, red). meminta pemain memperlihatkan prestasi dulu, baru meminta lebih kepada pemerintah daerah.
“Di waktu pemerintahan Azis Lamadjido kehidupan pemain begitu jaya karena baik pemain maupun pemerintah daerah saling mengisi dari segi prestasi maupun perhatian. Artinya pemain membuktikan dengan prestasi dan di satu sisi pemerintah daerah juga orang yang gila olahraga, khususnya Sepakbola. Pemain Palu punya potensi berkembang tinggal masalah pembinaan harus benar-benar diprioritaskan dan juga jangan dilupakan soal kesempatan bermain yang harus lebih banyak,” ujar pengguna nomor 6 di masa jayanya.
Harry yang pernah membela Sulteng di PON Surabaya tahun 1969 menilai semakin banyak turnamen maka semakin besar peluang menciptakan pemain handal.
“Turnamen diperbanyaklah agar anak-anak kita bisa lebih banyak jam terbang dan bisa tercipta pemain handal,” ujar Harry Yampa yang pernah melatih mantan Wali Kota Palu Suardin Suebo, Bupati Kasman Lasssa, Ayuba Lasira (Om Kota, red) dan beberapa nama lainnya di Departemen Penerangan. CLG