PALU, MERCUSUAR – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan sejumlah kabupaten di wilayah Sulteng berpotensi dilanda kebakaran hutan.
“Kebakaran hutan berpotensi terjadi di Sulteng. Paling berpotensi di sejumlah wilayah Kabupaten Tojo Unauna (Touna), Banggai, Banggai Kepulauan (Bangkep), Morowali dan Sigi,” kata Forecaster atau Prakirwan BMKG Klas II Mutiara SIS Aljufri Palu, Riza Utami Renggah ditemui di Kantor BMKG Klas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Jumat (13/9/2019).
Penyebabnya, lanjut dia, curah hujan sangat rendah yang menyebabkan massa udara kering dan panas di daerah-daerah tersebut meningkatkan potensi kebakaran hutan yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Dari pantauan citra satelit hari ini (Jumat, 13/9/2019), Riza menjelaskan BMKG menemukan 10 titik panas dengan potensi panas yang beragam di daerah-daerah tersebut.
“Jumlah titik panas terbanyak di Kabupaten Tojo Unauna yang sudah mencapai batas panas maksimum. Titik-titik panasnya berada di beberapa desa, yakni di Bualemo, Mohon, Simpang Raya dan Bunta. Titik panasnya mencapai 81 hingga 100 persen,” ucapnya.
Sementara suhu titik panas di Kabupaten Banggai, Bangkep, Morowali dan Sigi, kata dia, terpantau minimum hingga sedang.
Dikatakannya, jika dibanding kemarin (Kamis, 12/9/2019), jumlah titik panas di Sulteng hari ini cenderung berkurang.
“Kalau kemarin hampir 30 titik panasnya, baik dari minimum sampai maksimum,” katanya.
KARHUTLA DI TOUNA
Diketahui, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) melanda sedikitnya sembilan desa di Kecamatan Tojo dan Tojo Barat, Kabupaten Touna, meliputi Desa Mawomba, Kabalo, Tanamawao, Lemoro, Malewa, Uekuli, Betaua, Korondoda dan Desa Buyuntaripa.
Karhutla yang terjadi sejak Senin (9/9/2019) malam itu, hingga Kamis (12/9/2019 malam belum berhasil dipadamkan.
“Ada bermunculan sejumlah titik api baru,” ujar Bupati Poso, Darmin Sigilipu menjawab pertanyaan wartawan saat berbincang-bincang dengan sejumlah wartawan di Poso, Kamis (12/9/2019) malam.
Sementara itu, Rabu (11/9/2019), Wakil Bupati (Wabup) Touna, Admin Lasimpala di lokasi kebakaran mengatakan diduga api berawal dari pembukaan lahan baru yang dilakukan warga dengan cara membakar.
Menurutnya, karena api masih terus berkobar kemungkinan jumlah desa terdampak karhutla masih akan bertambah. “Kita berharap hujan segera turun, sehingga api bisa segera dipadamkan dan tidak meluas,” kata Wabup.
Terpenting dilakukan saat ini, katanya, memutuskan jaringan api yang mengancam pemukiman warga. “Kita berupaya untuk mengantisipasi agar api tidak meluas ke pemukiman warga, karena itu pemadaman lebih difokuskan ke area tersebut,” ujarnya. ANT/ULY