Sulteng Bisa Kembangkan Empat Sektor Industri

Hasanuddin Atjo

PALU, MERCUSUAR – Presiden RI Joko Widodo dalam pidatonya pada pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2020 di gedung MPR/DPR RI pada 20 Oktober 2019 lalu, menekankan kembali tentang targetnya mewujudkan Indonesia Hebat pada tahun 2045 mendatang.

Terkait hal itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sulawesi Tengah, Dr. Hasanuddin Atjo menekankan, secara umum perlu dilakukan penyelesaian berbagai persoalan yang dianggap krusial secara nasional, yakni kemiskinan, stabilitas harga dan lapangan kerja. Setelahnya, baru pemerintah dapat berpikir secara baik tentang investasi.

Menurutnya, ada empat sektor yang dapat menjadi eliminator terhadap berbagai persoalan tersebut. Yakni industry agro, industry maritim, industry pariwisata, dan industry kreatif dan digitalisasi. Ia menegaskan, keempat sektor tersebut dimiliki dan dapat dikembangkan oleh Provinsi Sulteng. Apalagi, saat ini menyambut rencana besar pemindahan Ibu Kota negara ke Kalimantan Timur, Sulteng berada posisi yang sangat strategis.

“Sulteng memiliki kesemuanya bahkan lebih, bisa juga menjadi industry precast untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur Ibu Kota,” kata Hasanuddin Atjo, di ruang kerjanya, Selasa (22/10/2019).

Ia menambahkan, Sulteng Sulteng diharapkan tidak hanya bertumpu pada sektor pertambangan, yang saat ini memiliki potensi besar. Sektor pertambangan tersebut dapat dikembangkan pula secara paralel, seperti dengan sektor-sektor lainnya, seperti agro dan pariwisata.

“Sektor lain seperti agro, maritim, pariwisata dan tenaga kerja harus dibangun bersama-sama. Itu yang menjadi focus kita ke depan dalam sisi perencanaan, bagaimana ada keseimbangan pengembangan investasi antara sektor tambang dan nontambang, untuk mengantisipasi Ibu Kota baru,” jelasnya.

Hasanuddin Atjo melanjutkan, secara umum Sulteng dapat diuntungkan pada dua hal terkait dengan pemindahan Ibu Kota negara pada 2024 mendatang. Yakni dapat menjadi daerah penyangga terhadap kebutuhan pangan dan tenaga kerja. Selain itu, Sulteng dapat menjadi jembatan penghubung dengan kawasan Timur Indonesia.

“Ini harus dibuat perencanaannya seperti apa. Agar dalam kurun waktu lima tahun ke depan pada saat Ibu Kota pindah pada tahun 2024, kita sudah siap sebagai daerah penyangga, daerah simpul pemerataan dan pertumbuhan wilayah dari Utara, Selatan, dan dari Timur. Itu bisa jadi hal yang luar biasa bagi Sulteng. Terkait dengan perencanaan, itu menjadi hal yang perlu menjadi perhatian utama dan tentu perencanaannya sudah harus berbasis digital, tidak lagi berbasis konvensional,” pungkasnya. CR1

Pos terkait