KEPALA Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tengah, Muh Syukri A Yunus mengatakan, potensi perkembangan industri jasa keuangan syariah di Sulteng sangat besar bilamana merujuk faktor historis dan demografi penduduk.
Berdasarkan data BPS Sulteng tahun 2015, jumlah penduduk sebesar 2,876 juta dengan komposisi penduduk muslim sekitar 2,346 juta atau 81,57 persen. Data ini menunjukkan potensi nyata yang dapat dimanfaatkan pelaku industri jasa keuangan syariah.
Hal itu dikemukakan sebelum membuka iB Go to School di kampus Untad, Rabu (4/4) pagi.
Disebutkan, berdasarkan survey OJK tahun 2016, tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah di Sulteng berturut-turut sebesar 9,45 persen dan 3,64 persen. Data itu masih snagat kecil bila dibandingkan dengan keuangan konvensional berturut-turut sebesar 22,05 persen dan 65,09 persen.
“Pangsa pasar bank umum syariah di Sulteng per 31 Desember 2017 adalah 4,54 persen. Berdasarkan ketimpangan itu, OJK berharap pelaku industri jasa keuangan syariah terus berinovasi dengan menyediakan akses keuangan yang seluas-luasnya dan semudah-mudahnya kepada seluruh lapisan masyarakat,” kata Syukri.
Ia juga berharap, melalui kegiatan ini dapat mendorong pelajar untuk mempelajari materi mengenai perbankan syariah sehingga memberikan efek domino. Dengan demikian, para pelajar dapat menyebarluaskan pengetahuan perbankan syariah sejak dari lingkungan sekolah.
Mengapa segmen pelajar? Karena mereka merupakan aset bangsa. Mereka nantinya yang menentukan masa depan negeri ini. Bahkan, kebangkitan ekonomi Islam tak lepas dari peran para pemuda.
Syukri mengakhiri sambutannya dengan membacakan pantun. Begini pantunnya. Jalan-jalan ke Kota Palu naik motor, Melihat kota yang bersih dan alam yang indah, Wahai pemuda, insan pelopor, Jadilah pejuang ekonomi syariah.MAN