Terpapar Covid -19 , Aris Terus Bekerja untuk Penyintas Bencana Palu

FOTO TULISAN ARIS TERPAPAR COVID

ARIS memilih bersepeda untuk menjaga kesehatannya. Olahraga yang satu ini, telah menjadi hobi Aris dan keluarganya sejak lama. FOTO: FB ARIS HAMID GREEN

 

ARIS (43), tak menyangka dirinya terpapar COVID-19. Ia merasa sehat, saat berangkat ke Jakarta melaksanakan tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu, untuk berkoordinasi ke Badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan beberapa kementerian terkait kelanjutan rehabilitasi dan rekonstruksi Kota Palu, pascabencana 28 September 2018 lalu.

Oleh: Temu Sutrisno/MERCUSUAR

Rabu (7/10/2020) pagi, Aris dan rombongan BPBD Kota Palu yang dipimpin langsung Kepala Pelaksana BPBD Ir Singgih Budi Prasetyo M.Eng tiba di Jakarta. Sesampai di Jakarta, rombongan menuju Rumah Sakit Anta Medika untuk tes usab, sebelum ke BNPB dan kementerian.

Hasilnya, seluruh rombongan dinyatakan bebas COVID-19, kecuali Kasie Rekonstruksi Aris. Mendapatkan hasil positif, Aris langsung dilarikan ke RSPAD Gatot Subroto untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

“Sempat kaget, karena saya merasa sehat. Ternyata saya masuk kategori tanpa gejala. Saya menghubungi keluarga di Palu dan menyampaikan kondisi di Jakarta. Prinsipnya saya minta keluarga di Palu tidak panik dan berdoa, semoga segera mendapatkan jalan terbaik dan dinyatakan negatif,” tutur Aris, Senin (2/11/2020).

Selama dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Aris tetap menjalankan tugasnya sebagai Kasie Rekonstruksi BPBD, melayani masyarakat korban bencana di Palu. Bagi Aris, melayani penyintas bencana bukan semata-mata tugasnya sebagai aparatur sipil negara (ASN), melainkan tugas kemanusiaan.

Bermodal data-data penyintas di laptopnya, Aris melayani masyarakat melalui sambungan handphone ataupun aplikasi whatsapp.  “Tiap hari puluhan orang menelpon atau WA saya menanyakan kelanjutan dana stimulan bagi penyintas. Saya tetap melayani mereka bukan hanya karena tugas, ada tanggungjawab kemanusiaan. Apalagi, kondisi fisik saya tidak terlalu berpengaruh dengan COVID-19,” cerita Aris.

Selain melayani masyarakat dari rumah sakit, Aris juga tetap melakukan koordinasi dengan Tim Pendamping Percepatan Pembangunan Perumahan Daerah (TP4D), yang mendampingi masyarakat penyintas penerima dana stimulan.

Kepergian Aris bersama rombongan BPBD ke Jakarta, sejatinya memang untuk tindak lanjut penanganan bencana Kota Palu dua tahun silam.

Saat ini Aris mengantongi data baru, penyintas bencana yang belum tercover bantuan stimulan untuk perbaikan tempat tinggalnya. Pada satu sisi, mereka juga bukan penyintas yang memenuhi syarat mendapat hunian tetap (Huntap).

Ada sekira 15.000 kepala keluarga (KK) dalam data baru yang belum mendapatkan dana stimulan, baik kategori rumah rusak berat, sedang, dan ringan. 15.000 KK tersebut masuk data pengganti, karena tidak terdata di awal bencana, atau karena ada tumpang tindih data, permasalahan NIK dan lain sebagainya.

Bukan hanya itu, mendekati dua tahun pascabencana ada sekira 8.000 KK kembali masuk Palu, setelah sebelumnya menumpang di keluarga atau pergi keluar daerah. Mereka juga mengajukan diri sebagai penerima dana stimulan.

Secara teknis, Aris paling mengetahui dan bertanggungjawab atas data-data tersebut. Sehingga dia terus komunikasi dan koordinasi dengan atasannya dari rumah sakit, selama rombongan melakukan koordinasi dengan BNPB dan kementerian.

Setelah tujuh hari (7-14/10) di rawat di RSPAD Gatot Subroto, dilakukan tes usab kembali. Aris dinyatakan negatif. Esoknya, Aris pun keluar dari rumah sakit dan langsung terbang ke Palu. “Pelayanan di RSPAD menurut saya luar biasa bagus. Selain pengobatan dan kegiatan rutin seperti berjemur dan senam, kita dibuat fresh. Itu yang membuat pasien cepat pulih,” kenangnya.

Kini setelah sehat, Aris kembali berkutat dengan pekerjaan kantornya melayani korban bencana secara langsung. “Banyak yang bilang virus itu tidak ada. Saya katakan ada. Namun virus ini sebenarnya tidak terlalu berbahaya, sepanjang kita tidak ada penyakit bawaan. Jalan terbaik mencegah penyebaran virus ini adalah dengan meningkatkan imunitas tubuh, dan tetap patuhi protokol kesehatan,” kata Aris.

Memahami arti penting imunitas, bagi Aris selain dengan asupan gizi berimbang juga harus dibarengi dengan olahraga teratur dan pikiran yang tenang.

Disela-sela aktivitas padat di BPBD, Aris dan keluarga memilih untuk bersepeda santai. Olahraga yang satu ini, memang telah menjadi hobi Aris dan keluarganya sejak lama.

Bukan hanya bersepeda, pria murah senyum ini juga hobi ikan hias dan bunga. Taman rumahnya dipenuhi berbagai tanaman hias dan ikan yang menawan. Koleksi ikan koi menjadi favorit Aris melepas penat, sembari mendengar tawa manja anak-anaknya.

Pengalaman terpapar COVID-19, membuat Aris menjadi agen mandiri pencegahan penyebaran COVID-19. Aris selalu mengingatkan keluarga dan sejawatnya untuk menaati protokol kesehatan dengan rajin mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan memakai masker.**

Pos terkait