TATURA SELATAN, MERCUSUAR – Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulteng bersama pemerhati buaya asal Australia Matthew Nicolas Wright dan rekannya Chris Wilson memasang kerangkeng di Sungai Palu, Selasa (11/2/2020). Kerangkeng atau kurungan yang terbuat dari besi diletakkan ditengah sungai dan didalamanya seekor bebek sebagai umpan untuk memancing seekor buaya berkalung ban bekas masuk ke dalam kerangkeng.
Sekira pukul pukul 16.57 wita, tim tiba di sungai Palu membawa kerangkeng, setelah dipasangi pelampung di sisi kiri dan kanan, kerangkeng itu pun diletakan ke dekat tembok reruntuhan bekas jembatan, tempat dimana biasa buaya berkalung ban itu menampakan diri.
Matthew Nicolas Wright and Chris Wilson sendiri secara resmi bergabung dengan BKSDA Sulteng untuk membantu upaya penyelamatan buaya muara Palu yang terlilit ban. Bergabungnya ke dua pemerhati itu, berdasarkan surat keputusan yang diterbitkan Direktur KKH kepada Kepala Balai KSDA Sulawesi Tengah dengan Nomor : S.110/KKH/MJ/KSA.2/02/2020 tanggal 10, Februari 2020 dan seluruh tim berada dibawah kendali operasi (BKO) Kepala Balai KSDA Sulteng, Ir Hasmuni.
Bunyi Klakson Saling Bersahutan
Pantauan di lapangan, proses penyelamatan buaya kali ini sangat menyita perhatian masyarakat yang melintas di wilayah itu, akibatnya kemacetan aru lalu lintas pun tak terelakan, tepatnya di di Jalan I Gusti Ngurah Rai (Jembatan II), kendaraan yang melintas terlihat hanya sesekali bergerak, sehingga bunyi klakson kendaraan pun saling bersahutan.
Petugas Sat Lantas Polres Palu yang diturunkan tampak kesulitan mengatur arus lalu lintas, bahkan sesekali petugas harus menegur pengendara, khususnya roda dua yang melintas sudah tidak pada jalurnya.
Polantas juga harus menutup sementara Jalan Towua, khusus kendaraan dari arah Selatan ke Utara, harus dialihkan mengikuti Jalana Towua I dan II atau bergerak ke arah Timur. IKI/AMR