TONDO, MERCUSUAR – Tim dosen Polteknik Palu memberikan pelatihan cara mengubah limbah ikan menjadi pakan ikan, di Desa Kalukubula, Kabupaten Sigi, Sabtu (25/8/2018). Limbah tersebut berhasil diolah diberi nama Z-Fosh dan bahan tambahan pakan ternak unggas.
Ketua Tim, Safriyanto S Maruka, di Palu, Minggu (26/8/2018) mengatakan, limbah ikan merupakan sisa-sisa dari pengolahan ikan yang sudah tidak dapat digunakan lagi. Bau busuk yang dihasilkan dari limbah ikan sangat merusak nilai estetika dan berpotensi merusak ekosistem. Kecenderungan masyarakat ketika membeli ikan, langsung dibersihkan di tempat membeli ikan. Limbah pembersihan itu meliputi insang, sisik, dan perut ikan. Padahal, semuanya dapat diolah menjadi pakan ikan.
Menurutnya, program berbentuk pelatihan dan penyuluhan untuk membentuk industri rumahan kecil, sebagai inkubator pengolahan limbah ikan, yang difokuskan kepada kelompok masyarakat pembudidaya ikan di Kabupaten Sigi. Ia berharap, pelatihan ini sebagai solusi masalah tingginya harga jual pakan serta meningkatkan pendapatan bagi kelompok mitra.
Senada dengan, Samsuri, salah satu narasumber Tim ahli mengungkaplan, limbah tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembuat pelet, karena mengandung protein yang cukup tinggi. Meski memiliki kandungan protein, limbah ikan tetap harus melalui perlakuan khusus.
“Limbah ikan perlu difermentasi, serta untuk membunuh bakteri. Setelah difermentasi, limbah tersebut dihilangkan kadar airnya baik dengan bantuan matahari maupun menggunakan oven agar bisa lebih awet saat digunakan,”ungkapnya.
Selanjutnya, limbah ikan yang telah bebas dari bakteri dan lemak diolah bersama adonan lain yang terdiri dari keong sawah, tepung tapioka, dedak serta vitamin konsentrat. Khusus untuk keong sawah, sebelum diolah harus dipisahkan dari cangkangnya serta dikukus terlebih dahulu untuk menghilangkan bakteri dan melembutkan daging.
Secara ekonomi produk ini nantinya bisa menjadi solusi bagi peternak ikan karena bahan-bahan yang digunakan dapat dibeli dengan harga yang relatif murah. Bahkan sebagian dapat diperoleh secara gratis.
“Biaya pangan ikan memenuhi 60 sampai 70 persen biaya total, jadi produk ini bisa memberikan opsi penghematan yang luar biasa bagi peternak ikan,” ucapnya.
Pengolahan limbah ikan menjadi tepung ikan sebagai bahan pakan ternak yang memiliki protein dan kalsium tinggi serta bernilai ekonomis, merupakan exchange cost, bahkan memberikan nilai tambah benefit cost terhadap hal hal yang biasa menjadi beban masyarakat dan beban pemerintah.
Kegiatan pelatihan dan penyuluhan ini dibuka secara resmi oleh Rizana Fauzi selaku kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Politeknik Palu. IKI