PALU, MERCUSUAR- Refleksi satu tahun bencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi yang melanda Kota Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala). Jaringan Doa Kota Palu menggelar doa bersama yang bertajuk doa berantai 24 jam, Berdoa, Bersatu, Bangkit, dengan melibatkan gereja interdenominasi se-Kota Palu dan sekitarnya.
Sekretaris Panitia pelaksana, Pdt Samuel Ferry mengatakan, doa bersama ini dilaksanakan sebagai bentuk refleksi peringatan setahun bencana, dimana dengan menggelar doa bersama, sebagai perenungan kita sebagai umat yang percaya kepada Tuhan atas bencana yang telah terjadi pada September 2018 lalu.
“Ini merupakan bukti kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan dalam memperingati bencana dengan berdoa bersama. Kita percaya dengan berdoa dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan, itu akan membuat kita bangkit dari rasa trauma atas bencana yang telah melanda daerah kita,” jelasnya.
Dia menambahkan, doa bersama itu melibatkan sekira 40 gereja dari Kota Palu dan juga Kabupaten Sigi, selain itu juga diikuti persekutuan-persekutuan doa yang ada di Kota Palu.
“Kita bersyukur bahwa acara ini mendapat antusias yang sangat baik sekali dari gereja se-Kota Palu dan sekitarnya, dari kemarin (jumat, red) jemaat terus berdatangan tidak lain adalah berdoa untuk pemulihan wilayah Pasigala,” jelas Samuel.
Sementara Koordinator Acara, Amank Matoneng menyampaikan, bahwa teknis dari pelaksanaan doa bersama itu yakni dimulai sejak Jumat (27/9/2019) pukul 18.00 wita, dan secara bergantian masing-masing gereja akan mendatangi tempat acara dan melaksanakan doa berantai dengan durasi satu jam hingga berakhir pada Sabtu (28/9/2019) pukul 18.00 wita.
“Doa dimulai dengan pujian-pujian, kemudia berdoa, khususnya berdoa bagi keamanan dan pemulihan wilayah Pasigala atas bencana yang sudah terjadi. Rangkaian keseluruhan acara doa bersama ini akan ditutup dengan KKR (Kebaktian Kebangkitan Rohani), pada,” tutupnya. AMR