PALU, MERCUSUAR – Memenuhi tuntutan masyarakat dan kebutuhan angkatan kerja, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu pada awal bulan Oktober ini, akan mengajukan proposal pembukaan program studi (prodi) baru, masing-masing lima untuk pasca sarjana dan empat untuk strata satu.
Untuk Prodi Pasca Sarjana, masing-masing pada Fakultas Pertanian dengan konsentrasi Ilmu Lingkungan, Fakultas Ekonomi dengan konsentrasi Ilmu Manajemen, FKM dengan konsentrasi Ilmu Kesehatan Lingkungan, terakhir Fakultas Hukum dengan konsentrasi ilmu hukum. Sementara Fisip juga tengah mempersiapkan diri untuk mengajukan prodi dengan konsentrasi Ilmu Administrasi Pembangunan.
Untuk Strata satu, masing-masing Fakultas Teknik dengan konsentrasi Ilmu Teknik Informatika, FKIP dengan konsentrasi Ilmu Pendidikan Matematika, Ilmu Pendidikan Sains, dan Ilmu Pendidikan Penjaskes
Wakil Rektor I Unismuh Palu, Dr Rafiuddin Nurdin, SP, MH, MP, berharap semua prodi itu bisa diakomodir oleh Kemenristekdikti, mengingat semua lulusan prodi itu tengah dibutuhkan daerah saat ini, sebagaimana salah satu pertimbangan pembukaan prodi, adalah dengan melihat kebutuhan daerah dan potensi kedepan.
“Insya Allah, tanggal 1 Oktober ini moratorium pembukaan prodi dibuka, hanya saja waktunya sangat singkat, sehingga kita harus betul-betul siap sebelum dibuka, karena begitu dibuka kita harus segera upload, sebelum ditutup kembali,” katanya, belum lama ini.
Olehnya itu kata Rafiuddin, panitia penyusunan proposal pembukaan prodi tengah merampungkan segala persyaratan yang dibutuhkan, agar begitu moratorium dibuka, panitia sudah dapat mengupload form yang sudah diisi, serta persyarat-persyaratan lainnya yang dipersyaratkan oleh Kemenristekdikti.
Namun kata Raifuddin, saat ini pemerintah lebih cepat merespon permohonan pembukaan prodi pasca sarjana dibandingkan prodi strata satu. Karena di era disrupsi saat ini, kebutuhan riset sangat dibutuhkan, sementara di pasca sarjana itu riset yang dilakukan oleh mahasiswa bisa mencapai 70 hingga 75 persen, dibanding dengan mahasiswa strata satu hanya sedikit sekali.
“Yang bisa menjawab era disrupsi saat ini, hanyalah inovasi lewat riset, sehingga tidak heran jika pemerintah, dalam hal ini Kemenristekdikti lebih cepat merespon pembukaan prodi pasca dibandingkan dengan prodi strata satu,” jelasnya.
Bukan hanya itu, permohonan pembukaan prodi juga saat ini dinilai lebih mudah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, karena pintunya sudah diperpendek, namun tanpa mengurangi kualitasnya.
Bahkan jika instrumen sumber dayanya kurang dari enam orang, bisa berkolaborasi, artinya bisa menggunakan tenaga dari luar, sebab keilmuan saat ini tidak lagi harus linear (mono disiplin keilmuan), sekarang bahkan dianjurkan multi disiplin.
“Sebab untuk magister itu pasti menghasilkan karya, sementara karya itu sulit jika hanya monodisiplin, namun jika muliti cara pandangnya pada satu objek kajian bisa lebih luas, tidak hanya melihat secara literer saja, tetapi lebih luas. Karena ilmu itu tidak hanya berdiri sendiri, ilmu itu ada keterkaitan satu sama lainnya, agar kita dapat masuk di semua ilmu itu, ya kita dituntut multi disiplin ilmu,” tambhanya. UTM