LERE, MERCUSUAR – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu terus berkomitmen melakukan pemberdayaan masyarakat, guna menumbuhkan perekonomian masyarakat pedesaan.
Kali ini, melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM), Unismuh Palu menyasar kelompok pengrajin pembuat arang dan briket tempurung kelapa sebagai alternatif pengganti minyak tanah, di Desa Sipeso, Kecamatan Sindue Tobata, kabupaten Donggala. Kegiatan itu berlangsung dari April hingga Desember 2018 mendatang.
Ketua tim pengusul, Guasmin, SE, MM, mengatakan, kegiatan PKM itu dilakukan guna membantu masyarakat dalam mengatasi berbagai permasalahan yang ditemukan di lapangan, seperti kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki anggota kelompok mitra dalam pengolahan tempurung dan sabuk kelapa. Kemudian proses pembuatan arang dilakukan secara tradisional sehingga lama baru menghasilkan arang tempurung.
Selain itu, kurangnya penguasaan teknologi khususnya Teknologi Tepat Guna (TTG), sehingga produk arang dan briket yang dihasilkan masih memiliki kadar air yang tinggi, sehingga tidak bisa diekspor, dan penguatan kelembagaan kelompok sangat lemah, baik manajemen maupun pengembangan usaha. “Ada dua Kelompok mitra yang kami sasar yaitu Kelompok Kreatif I yang dipimpin oleh Ranzan dan Kelompok Kreatif II yang diketuai oleh M. Rivai,” jelasnya akhir pekan kemarin.
Kata dia, dari permasalahan yang ada, sejumlah solusi ditawarkan, di antaranya melakukan penyuluhan di mana melalui program PKM, akan dikembangkan sosialisasi kepada masyarakat dan kelompok mitra untuk menjunjung tinggi tujuan program PKM yang akan dicapai. “Oleh karena itu, setiap tahapan kegiatan program PKM ini, selalu didahului dengan penyuluhan, sehingga kapasitas kelompok menjadi kuat dan berdaya,” jelasnya, Jumat (7/9/2018).
Selain itu, pihaknya juga melakukan pengembangan pelatihan teknis, dimana melalui pelatihan diharapkan dapat mengatasi permasalahan kelompok mitra, sehingga kelompok mitra dapat tumbuh dan berkembang sebagai wirausaha yang mandiri secara ekonomi. “Adapun kegiatan pelatihan teknis yang ditawarkan dalam program PKM adalah pembuatan arang tempurung secara cepat yaitu hanya 6-7 jam, yang berkadar air rendah, di bawah 5C, sehingga memenuhi persyaratan ekspor,” jelasnya.
Pelatihan pembuatan briket dari sabuk/tempurung kelapa sebagai alternatif pengganti minyak tanah dan gas, sekaligus langsung demo produk briket tempurung untuk ujicoba memasak. “Kami juga memberikan Pelatihan Non Teknis untuk penguatan kelembagaan mitra,” jelasnya.
Adapun materi yang dikembangkan dalam Pelatihan Non Teknis yaitu penguatan kelembagaan kelompok mitra oleh Drs Muh Jufri, MSi, kemudian pengembangan manajemen kewirausahaan kelompok mitra yang meliputi praktek pembukuan yang dibawakan oleh Wakil Rektor II Unismuh Palu, Dr Ali Supriadi, SE, MM. “Kemudian ada materi strategi pemasaran hasil produk kelompok mitra yang dibawakan oleh Rektor Unismuh Palu, Dr H Rajinra SE MM,” jelasnya.
Program PKM merupakan program pemberdayaan masyarakat yang berbasis pada pelibatan masyarakat atau peran serta masyarakat, baik individu, kelompok, maupun komunitas. “Dengan pemberdayaan masyarakat, maka masyarakat berdaya melalui dorongan atau motivasi untuk membangkitkan kesadaran terhadap pengembangan potensi sumber daya yang dimiliki,” jelasnya. UTM