Untad Bersiap Diri Sambut New Normal

HLL

PALU, MERCUSUAR – Universitas Tadulako (Untad) bersiap diri menghadapi fase kenormalan baru (New Normal). Persiapan itu ditandai dengan upaya menyediakan sejumlah sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.

Selasa (2/6/2020), Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Untad menyerahkan sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan, berupa 50 alat pencuci tangan, alat cek suhu, Alat Pelindung Diri (APD), hand sanitizer, dan sejumlah alat lainnya. Sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Untad, Dr. dr. Ketut Suarayasa, M. Kes kepada Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP.

“50 fasilitas pencuci tangan ini nantinya akan disebar di seluruh fakultas. Kami juga mendorong agar setiap fakultas memiliki fasilitas cuci tangan yang memadai, serta penggunaan masker yang memadai, jika nant new normal diberlakukan,” ujar dr. Ketut.

Selain menyerahkan sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan, Satgas Penanganan Covid-19 Untad juga melakukan sosialisasi terkait Covid-19, melalui baliho yang dipasang di sejumlah titik di lingkungan Untad. Tim satgas juga menyediakan fasilitas ruang isolasi di RS Untad dan bahan disinfektan untuk melakukan penyemprotan secara rutin.

Tim satgas ini kata dr. Ketut, dibentuk secara resmi pada 23 Maret 2020. Dalam operasionalnya, satgas terdiri dari tiga divisi, yakni divisi pencegahan, sosialisasi dan pelayanan kesehatan. Tim ini sendiri berkoordinasi dengan dekan dan wakil dekan di setiap fakultas.

Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP, dalam sambutannya pada penyerahan tersebut mengatakan, jika sebelumnya kita hanya diberi tanggung jawab masing-masing dalam mengurus diri sendiri, agar tidak terpapar Covid-19, namun, ke depan, setelah new normal diberlakukan, tentu kita sebagai institusi besar harus lebih serius untuk melakukan langkah-langkah pencegahan, sosialisasi, dan penanganan.

“Kalau saya ibaratkan, kemarin ini kan seperti rumah kosong. Setelah kita memutuskan untuk membuka dan kembali bekerja di kantor, tentu kita tidak boleh tinggal diam, terutama saudara-saudara yang diberi amanah sebagai tim Satgas,” ujar Prof. Mahfudz.

Apa lagi lanjut rektor, mungkin ada dosen, pegawai, atau mahasiswa yang berasal dari luar Palu yang selama ini pulang kampung ke daerahnya, yang mungkin saja berada di daerah zona merah. Hal ini kata dia, yang perlu tindakan pencegahan.

“Olehnya, hal yang terpenting kita lakukan sekarang, adalah menyiapkan protokol kesehatan. Kita harus siapkan segalanya terkait dengan aturan,” ujarnya.

Rektor mencontohkan, misalnya pegawai yang selama ini bekerja dalam satu ruangan sampai 20 orang, kemungkinan akan diatur sedemikian rupa, sehingga tidak terlalu banyak interaksi saat bertugas. Penerapan social distancing kata dia, tetap harus kita jaga.

Dirinya berharap, satgas ini dapat terus berkoordinasi dengan satgas pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota. Untuk pemberlakuan fase new normal sendiri kata dia, masih akan dibahas lebih lanjut, sambil mempertimbangkan situasi yang ada. JEF

Pos terkait