PALU, MERCUSUAR – Universitas Tadulako (Untad) menemukan salah seorang peserta pengguna “joki”, pada saat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sedang berlangsung, di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Palu, Selasa (13/4/20210. Peserta itu ditemukan menggunakan barang bukti berupa gawai, baju kaos, dan headset yang sudah dimodifikasi.
Informasi ini dikonfirmasi langsung oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr. Lukman Nadjamuddin, M.Hum, didampingi Kepala Biro Akademik Kemahasiswaan dan Perencanaan, Dr. Munari, ST., SH., MM, dan Koordinator Pelaksana UTBK, Dr. Yutdam Mudin, SSi., M.Si.
Peserta berinisial VO (18), ditemukan oleh salah seorang pengawas ruang ujian, yang mencurigai gerak-gerik peserta yang bersangkutan, di mana tubuhnya selalu bergerak ke kiri dan ke kanan. VO kemudian ditemukan menggunakan baju kaos dalam warna hitam yang sudah didesain dan disesuaikan, agar kamera gawai bisa menyorot soal yang tertera pada layar monitor komputer, sehingga peserta cukup menunggu arahan telepon dari “joki”, yang sudah tersambung melalui gawai.
Padahal menurut Dr. Lukman Nadjamuddin, Pedoman Operasional Baku (POB) UTBK SBMPTN Tahun 2021 telah melarang peserta membawa masuk gawai demi ketertiban ujian yang sedang berlangsung.
Pihak Untad sudah melaporkan peserta ke Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), terkait kecurangan yang dilakukan. Dari hasil diskusi pihak Untad dan LTMPT terkait kasus kecurangan tersebut, maka diputuskan yang bersangkutan didiskualifikasi sebagai peserta UTBK-SBMPTN 2021. Diketahui peserta mengambil tes masuk perguruan tinggi di Untad dengan pilihan S1 Akuntansi di Universitas Hasanudin, Makassar.
Lebih lanjut, barang bukti yang ditemukan di lapangan telah diamankan oleh pihak Untad, sebagai barang bukti. Pihaknya mengharapkan kepada seluruh tim pengawas, untuk lebih teliti dan cermat dalam memeriksa peserta sebelum masuk ke ruang UTBK, sehingga tidak terjadi lagi hal seperti ini.
“Saya berharap, para peserta yang akan mengikuti UTBK pada sesi selanjutnya, agar melakukan persiapan secara serius, dengan belajar lebih tekun, tanpa menempuh cara yang illegal atau melibatkan pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggungjawab, seperti joki, dan lain-lain. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga untuk lebih hati-hati dan cermat melakukan pengawasan, sebelum peserta memasuki ruang UTBK, agar kecurangan yang dilakukan peserta bisa terdeteksi lebih awal,” ujar Lukman. */JEF