UNTAD Gelar Tes Substantif Calon Mahasiswa PPG

PPG

PALU, MERCUSUAR — Universitas Tadulako (Untad) menjadi salah satu dari dua Tempat Uji Kompetensi (TUK) di Sulawesi Tengah (Sulteng) yang menyelenggarakan tes substantif bagi calon mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk penerimaan tahun 2026. Seleksi nasional ini dijelaskan langsung oleh Koordinator Program PPG FKIP Untad, Prof. Dr. Ijirana, M.Si.

Prof. Ijirana, Jumat (14/11/2025) menerangkan, tes substantif tahun ini merupakan penjaringan awal bagi mahasiswa yang akan memulai kuliah pada Februari 2026. Sepanjang tahun 2025 belum ada penerimaan mahasiswa PPG baru, sehingga proses seleksi yang berjalan saat ini merupakan tahap pertama bagi angkatan 2026.

Menurut Prof. Ijirana, ada 80 ribu peserta yang mendaftar secara nasional. Mereka diseleksi melalui tes substantif yang berlangsung di 94 TUK. Di Sulawesi Tengah, tes hanya dilaksanakan di dua Lokasi, SMA Negeri 1 Luwuk dan Universitas Tadulako.

“Dari 80 ribu itu, hanya 20 ribu yang akan diterima. Setelah seleksi administrasi, mereka mengikuti tes tertulis, yaitu tes substantif saat ini. Peserta yang memenuhi passing grade akan lanjut tes wawancara. Wawancaranya dilakukan asesor bersertifikat dari GTK yang ditugaskan silang dari luar daerah, seperti dari Sumatra atau Jawa. Jadi betul-betul objektif dan tidak ada intervensi,” jelas Prof. Ijirana.

Prof. Ijirana menegaskan, penerimaan mahasiswa PPG tidak menggunakan kuota yang ditentukan perguruan tinggi, karena seluruh pembiayaan berbasis beasiswa kementerian.

“Jumlah mahasiswa yang diterima nanti bergantung pada kebutuhan guru di tiap daerah, termasuk berapa guru yang pensiun dan harus digantikan pada 2026. Selain itu tergantung juga berapa calon mahasiswa yang memilih Untad,” katanya.

Ia menyebutkan, pada tahun 2024, Untad menerima 427 mahasiswa PPG, berasal dari hampir seluruh pulau di Indonesia.

Pada awalnya Untad hanya menyiapkan sekitar 400 kuota peserta tes dengan 55 unit komputer. Tes dilaksanakan selama empat hari, 12–15 November, dua sesi per hari. Namun, tingginya minat peserta PPG di Sulawesi Tengah membuat kuota cepat penuh.

“Kementerian menghubungi kami dan meminta agar perangkat ditambah, supaya peserta dari Sulteng tidak harus ke Gorontalo atau Makassar. Dengan dukungan pimpinan FKIP, kami tambah perangkat menjadi 75 komputer, sehingga kapasitas meningkat menjadi lebih dari 600 peserta,” jelas Prof. Ijirana.

PPG terbuka untuk lulusan kependidikan dan non-kependidikan. Namun bagi peserta dari non-kependidikan, GTK akan memberikan matrikulasi selama satu bulan, sebagai pengayaan materi dasar keguruan sebelum memulai kuliah.

Ia menegaskan, saat ini semua calon guru wajib menempuh PPG untuk memperoleh sertifikat pendidik. Tanpa itu, mereka tidak dapat terdaftar di Dapodik maupun memperoleh NUPTK.

Prof. Ijirana juga menyampaikan, pihaknya rutin melakukan tracer study untuk memantau kualitas lulusan.

“Misalnya, semua alumni PPG Untad tahun 2022 terserap menjadi guru ASN P3K. Kami juga melakukan tracer kepada stakeholder untuk menilai kualitas lulusan kami,” ujarnya.

Ia berharap melalui seleksi ketat ini, guru-guru masa depan benar-benar merupakan individu yang memiliki komitmen kuat untuk mengabdi di dunia pendidikan.

Pos terkait