TONDO, MERCUSUAR – Universitas Tadulako (Untad) melalui Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP), terus berupaya melakukan peningkatan sistem penjaminan mutu internal (SPMI), dan sistem penjaminan mutu eksternal (SPME). Seperti yang dilakukan LPPMP pekan lalu, yang melibatkan 35 ketua program studi di lingkungan Untad, dengan mengadakan Workshop Sistem Penjaminan Mutu Internal tahun 2019.
Sekretaris LPPMP Untad, Dr. Amiruddin Kade, M.Si menjelaskan, setiap perguruan tinggi menjadikan budaya mutu, sebagai sesuatu yang menjadi target.
“Ada tiga komponen yang dilihat dari budaya mutu, yakni SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal), SPME (Sistem Penjaminan Mutu Eksternal) atau akreditasi, dan PD (Pangkalan Data). Jika ketiga komponen tersebut terpenuhi dengan bagus, maka budaya mutu di perguruan tinggi, sudah dapat dikatakan berjalan dengan baik,” ujar Amiruddin.
Ia mengatakan, Workshop Sistem Penjaminan Mutu Internal dengan ketua-ketua prodi, adalah untuk menyusun dokumen sistem penjaminan mutu di Untad.
“Kita ingin mendengarkan aspirasi dari prodi yang mengikuti kegiatan ini dari satu sisi, dan di sisi lain prodi juga memperoleh manfaat untuk menyusun SPMI. Jadi dengan kegiatan tersebut, kita dapat bertukar fikiran, dengan memperoleh informasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas, sehingga kita dapat menyusun SPMI di Untad dengan baik dan bermutu. Dengan demikian setiap prodi dapat memiliki dokumen SPMI, paling tidak telah memiliki standar-standar,” jelas Amiruddin.
Ketua Pusat Layanan Akreditasi LPPMP Untad, Drs. Syamsu, M.Si selaku Ketua Panitia Workshop mengharapkan, dari pertemuan tersebut dapat menghasilkan standar-standar yang diinginkan, baik standar di bidang pendidikan, penelitian, maupun standar di bidang pengabdian pada masyarakat. Seperti standar sistem penilaian, standar pertemuan antara dosen dan mahasiswa dalam proses belajar mengajar, dan standar-standar lainnya.
Syamsu mengungkapkan, standar yang harus dimiliki berdasarkan standar yang dikeluarkan pihak Pendidikan Tinggi, minimal 24 standar. “Dan kita di Universitas Tadulako saat ini, telah memiliki 30 standar yang telah disyahkan oleh Rektor Untad. Jika kita di Universitas Tadulako hanya memiliki 24 standar (dari Dikti), maka itu hanya bernilai Akreditasi C,” ujar Syamsu. JEF/*