PALU, MERCUSUAR – Menyandang predikat sebagai perguruan tinggi berstatus Badan Layanan Umum (BLU), Universitas Tadulako (Untad) terus meningkatkan pendapatan dari berbagai sumber, untuk mendukung peningkatan pelayanan Tri Darma Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut atas perjanjian kerjasama yang sebelumnya telah dilakukan, Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP, beserta Wakil Rektor Bidang Pengembangan dan Kerjasama, Prof. Dr. Ir. Amar, ST, MT, Kepala LPPM Untad, Dr. M. Rusydi, M.Si, dan Sekretaris LPPM, Dr. Ir. Ramlan, MP, melakukan kunjungan ke pihak Pertamina, Jumat (4/12/2020). Dalam kunjungan tersebut, Rektor Untad dan jajarannya, diterima oleh Jonathan Prastono, selaku pihak dari PT Pertamina Persero.
Pertemuan tersebut membahas tentang penguatan kerjasama terkait pembangunan Pertashop, yang rencananya akan dibangun di lingkungan Untad. Pertashop sendiri merupakan lembaga penyalur Pertamina skala kecil, yang disiapkan untuk melayani kebutuhan konsumen BBM Non Subsidi, LPG Non Subsidi dan produk Pertamina Ritel lainnya, yang tidak atau belum terlayani oleh lembaga penyalur Pertamina lain.
Skema bisnis Pertashop ini terbagi dua, yaitu skema COCO (Company Owned Company Operated) dan CODO (Company Owned Dealer Operated). Skema COCO artinya biaya investasi dan biaya operasi oleh mitra, sementara skema CODO, berarti biaya investasi berasal PT. Pertamina dan biaya operasi dari mitra. Prof. Amar dalam penjelasannya mengemukakan, Untad sebagai mitra Pertamina, dalam hal ini menggunakan skema bisnis CODO.
“Jadi Pertashop ini seperti SPBU mini, yang resmi bermitra dengan Pertamina. Tujuannya yaitu untuk memenuhi kebutuhan institusi dan masyarakat sekitar. Nantinya harga yang dijual di Pertashop tetap sama dengan BBM yang dijual di SPBU Pertamina. Namun untuk saat ini, rencananya Pertashop Untad yang akan dibangun, hanya akan menjual BBM Non Subsidi seperti Pertamax, karena memang program Pertashop ini merupakan kiat dari PT. Pertamina untuk menggalakan penggunaan BBM non subsidi,” jelas Prof. Amar
Lebih lanjut diinya menerangkan, untuk pasokan BBM dalam Pertashop, akan tetap dipasok langsung dari Pertamina, sama seperti di SPBU Pertamina pada umumnya. Untad hanya perlu menyediakan lahan serta pengelolanya. Adapun pembangunan Pertashop ini, membutuhkan lokasi sebesar 150 meter persegi.
“Untuk lokasinya, masih akan nanti kita lihat di lokasi mana yang strategis, ada beberapa alternatif lokasi yang nantinya akan diberikan kepada pihak pertama, yang nantinya akan disurvei oleh pihak Pertamina,” terang Prof. Amar.
Bila seluruh proses tahapan penyelenggaraan Pertashop ini dilakukan, Untad nantinya akan menjadi perguruan tinggi pertama di Indonesia, yang mengelola Pertashop. */JEF