PALU, MERCUSUAR – Universitas Tadulako (Untad) menjadi tuan rumah pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Forum Pimpinan Pendidikan Tinggi Peternakan Indonesia (FPPTPI) tahun 2024. Pembukaan Munas FPPTPI ini dilaksanakan di Ballroom Swiss Bell Hotel Palu, Sabtu (16/11/2024).
Ketua Panitia Munas FPPTPI 2024, Dr. Ir. Yudi Mujayin, M.P, mengatakan, peserta munas ini berjumlah 54 perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia. Munas ini diikuti 230 peserta dariFPPTPI, kemudian OPD terkait, organisasi profesi, juga dari Ikatan Alumni Peternakan di Untad.
Lanjut Dr. Yudi, agenda munas kali ini selain sebagai sarana suksesi kepemimpinan, juga untuk membahas mengenai arah kebijakan FPPTPI ke depannya. Untuk itu, pada pembukaan munas ini, panitia melaksanakan dialog publik yang mengangkat tema “Pengembangan Potensi Peternakan Sulawesi Tengah sebagai Penyangga Pangan Ibu Kota Negara (IKN)”, yang menghadirkan Guru Besar Fakultas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA, DEA., IPU., ASEAN Eng, sebagai keynote speaker.
“Tema ini berangkat dari upaya pengembangan potensi peternakan Sulawesi Tengah (Sulteng), untuk mendukung pangan nasional sebagai bagian dari kepentingan strategis nasional. Sulteng yang secara geografis berhadapan langsung dengan Ibu Kota Nusantara (IKN), tentu saja memiliki spektrum yang strategis, untuk memberikan gagasan-gagasan dalam kebijakan pembangunan peternakan. Tema ini juga memberikan rumusan tentang bagaimana lulusan kita itu memiliki potensi, tidak hanya secara intelektual, tapi juga dia bisa bersaing. Bersaing dalam artian berkompetisi, memasuki dunia usaha dan dunia industri. baik di Sulteng dan juga di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Dekan Fakultas Peternakan dan Perikanan Untad, Dr. Ir. Rusdin, M.P., IPU, dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada para peserta munas FPPTPI di Bumi Tadulako. Pihaknya berharap, dari munas ini dan dialog publik yang dilaksanakan, lahir pemikiran-pemikiran yang nantinya dapat berkontribusi kepada pengembangan sektor pertenakan di Sulteng.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) FPPTPI, Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng, dalam sambutannya mengatakan, posisi strategis Sulawesi Tengah yang berbatasan langsung dengan IKN, membuat wilayah Sulteng potensial untuk diproyeksikan sebagai lumbung pangan nasional.
Selain itu, Prof. Budi Guntoro mengatakan, selama dua tahun ini, pihaknya terlibat secara langsung terkait dengan revisi Undang-undang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Revisi ini kata dia, sudah lama diharapkan, sejak UU ini ditetapkan. Pihaknya berharap, elemen-elemen masyarakat dalm stakeholder berperan aktif dalam mendorong agar revisi UU ini segera disahkan.
Prof. Budi Guntoro juga menyoal tentang kurikulum pendidikan Insinyur Peternakan yang berkelindan dengan laporan-laporan dari lapangan bahwa para Insinyur Peternakan semakin tersisih dalam hal akses lapangan pekerjaan. Dengan upaya untuk mendorong visi lumbung pangan nasional ini, pihaknya berharap para insinyur dan sarjana peternakan di seluruh Indonesia dapat berkontribusi aktif, baik dalam industri peternakan, maupun dalam upaya pembangunan pangan di daerah masing-masing.
Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Amar S.T., M.T., IPU., ASEAN Eng.dalam sambutannya juga mengucapkan selamat datang kepada para peserta Munas FFTPI 2024 di Kota Palu. Rektor mengapresiasi tema yang diangkat dalam dialog publik yang merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan munas ini, sebagai bagian dari upaya untuk memajukan sektor pangan dan peternakan di Sulteng, tidak hanya sebagai pendukungn pangan IKN, tetapi juga pendukungn pangan di sejumlah objek vital nasional di wilayah Kabupaten Morowali, seperti IMIP.
Selain itu, pihaknya juga melihat potensi kontribusi dari lulusan peternakan untuk terlibat aktif dalam upaya pemerintah untuk program zero hunger, yang memastikan semua orang memiliki akses ke makanan yang cukup, aman dan bergizi.
Untuk itu menurutnya, forum ini sangat penting untuk memberikan sumbangsih pemikiran ke depan untuk mewujudkan harapan-harapan pengembangan sektor pangan dan peternakan di Sulteng, lewat optimalisasi SDM lulusan dari perguruan tinggi di daerah-daerah penyangga IKN, termasuk Sulteng. JEF