PALU, MERCUSUAR – Perkuliahan yang masih harus dilakukan secara daring akibat pandemi COVID-19, tidak menyurutkan semangat dalam proses belajar-mengajar pada mata kuliah Modul Nusantara di Universitas Tadulako (Untad). Hal ini terlihat, salah satunya pada Tim Pendamping Kelompok 12 Mata Kuliah Modul Nusantara Untad, yang mengadakan virtual tour untuk para peserta dalam mata kuliah MBKM ini.
Tim pendamping kelompok 12 Modul Nusantara di Untad, antara lain Dr. Ida Nur’aeni, M.Pd. selaku Koordinator Pendamping, Dr. Andi Heryanti Rukka, S.Pi., M.Si. sebagai anggota pendamping dan Melati sebagai mentor. Tim pendamping ini melakukan kunjungan ke beberapa cagar budaya yang ada di Sulteng, khususnya di wilayah Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala. Cagar budaya yang dikunjungi antara lain Taman Megalitik Vatunonju yang berada di Desa Watunonju, Kabupaten Sigi, Souraja dan makam Dato Karama yang berada di Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu serta tempat penenun Batik Bomba sebagai batik khas Palu.
Virtual tour ini ditujukan untuk memberi informasi dan sebagai pengenalan awal kepada peserta mata kuliah modul nusantara, terkait tempat-tempat bersejarah dan kebudayaan di Sulteng, khususnya di Tana Kaili. Selain itu, tim pendamping juga menghadirkan dua orang tokoh budayawan, Ashar dan Smith, yang menjelaskan secara lebih detail terkait tentang budaya Kaili, kepada peserta.
Mahasiswa peserta mata kuliah ini berasal dari berbagai universitas di beberapa daerah di Indonesia antara lain, Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang, Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Medan, Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Sumatera Utara (USU), Medan dan Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ), Cirebon. Dr. Andi Heryanti Rukka, S.Pi., M.Si, yang ditemui di Fakultas Peternakan dan Perikanan, mengaku senang bisa berbagi informasi dan pengetahuan terkait budaya di Sulteng, kepada mahasiswa lintas universitas tersebut. Dosen Prodi Akuakultur Fapetkan ini berharap, bisa berjumpa dan mengajak para mahasiswa untuk mengenal Tana Kaili dan kebudayaannya secara langsung, jika kondisi telah membaik.
“Saya merasa senang bisa berbagi informasi dan pengetahuan kepada mahasiswa modul nusantara. Meskipun masih secara virtual, adik-adik mahasiswa sangat antusias dalam mengikuti materi seputar kebudayaan di Sulteng, yang kami berikan dalam mata kuliah ini,” ujar Dr. Andi Heryanti Rukka, S.Pi., M.Si.
Mata kuliah ini merupakan salah satu terobosan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam rangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Mata kuliah ini didesain melalui metode pembimbingan yang rangkaian kegiatannya difokuskan dalam 4 tema besar, yaitu kebhinnekaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan pada Modul Nusantara berbasis pada kearifan lokal, yang ditujukan agar mahasiswa dapat mengenal dan memiliki pemahaman yang komprehensif terhadap keragaman budaya yang ada di Indonesia, khususnya di daerah perguruan tinggi penerima. */JEF