TANAMODINDI, MERCUSUAR – Pemerintah Kota Palu kembali melaksanakan buka puasa bersama dengan komponen masyarakat di Kota Palu, Sabtu (23/3/2024). Buka puasa ini menghadirkan para anggota Lembaga Adat se-Kota Palu, termasuk Dewan Adat Kota Palu.
Hadir langsung dalam kesempatan tersebut yakni Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, didampingi Kepala Badan Kesbangpol Kota Palu, Ansyar Sutiadi.
Dalam arahannya, wali kota menyebut, buka puasa bersama kali ini akan terus digelar selama beberapa hari ke depan, bersama komponen masyarakat secara bertahap, mulai dari Ketua RT dan RW se-Kota Palu, Lembaga Adat, LPM dan Satgas Pancasila, hingga bersama seluruh anggota Padat Karya.
“Buka puasa bersama ini, moga-moga menjadi rutinitas pemerintah ke depan. Karena seluruh komponen masyarakat merupakan garda terdepan, yang merupakan mediator antara pemerintah dan masyarakat,” ujar wali kota.
Wali kota menyebut, kegiatan tersebut merupakan momentum yang sangat baik bagi pemerintah, untuk mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat, karena begitu banyak pencapaian yang telah diraih oleh Pemerintah Kota Palu.
Oleh karena itu, wali kota berharap lembaga adat harus dibuat mempunyai peran besar terhadap Kota Palu. Lembaga adat kata wali kota, bukan hanya memikirkan tradisi adat yang berjalan, tetapi juga memikirkan bahwa lembaga adat ini merupakan penguat kerja-kerja pemerintah.
“Jadi keberadaan lembaga adat, bukan hanya menjaga tradisi, tapi juga menjaga bagaimana pemerintah mampu bekerja efektif dan efisien agar daerah kita semakin maju,” jelas wali kota.
Kalau lembaga adat sudah mampu menempatkan perannya dengan baik lanjut wali kota, maka pemerintah akan memperhatikan. Menurutnya, peran lembaga adat terhadap Kota Palu sangat vital, olehnya harus mampu menempatkan posisinya.
“Lembaga adat bagi masyarakat adalah orang tua, sehingga jangan sampai mengecilkan perannya di lembaga adat. Pemerintah menganggap lembaga adat sebagai lembaga tinggi. Maka perannya harus kuat,” ujar wali kota.
Wali kota juga meminta agar lembaga adat tidak ikut-ikut ranah politik. Lembaga adat, harus diisi para orang-orang tua yang bijak dan netral.
Netralitas menurut wali kota, adalah objektif. Sampaikan yang benar walaupun itu pahit.
“Itulah netralitas. Menempatkan posisi yang netral adalah menempatkan posisi yang objektif. Yang tidak boleh dilakukan oleh kita ini adalah berpolitik praktis. Seperti berkampanye, ikut partai politik, itu tidak boleh,” kata wali kota.
Olehnya, wali kota berharap lembaga adat di Kota Palu semakin menunjukkan eksistensinya dan memperlihatkan peran-perannya.
Lembaga adat dituntut harus berimprovisasi, kreatif, dan inovatif dalam melahirkan ide-ide, seperti bagaimana narkoba bisa dicegah, vandalisme anak-anak bisa dicegah, dan lainnya. RES