TAVANJUKA, MERCUSUR- Sebanyak 42 ribu jiwa warga Kota Palu dipaksa mengungsi akibat terjadinya bencana alam yang disusul tsunami dan likuefaksi pada 28 September 2018 lalu, hingga hari ini masih ada sekitar 30 persen hidup di shelter-shelter belum mendapatkan Hunian Sementara (Huntara).
Sedangkan Jatah Hidup (Jadup) para pengungsi atau penyintas ini hanya ditanggung pemerintah pusat hingga Maret 2019, sementara dua bulan berjalan ini harus ditanggung oleh Pemerintah Kota Palu. Wali Kota Palu, Hidayat mengatakan, dirinya sudah sudah berkali meminta anggaran dari pusat untuk membantu memberikan jadup dan informasi yang diterima Hidayat bahwa akan ada bantuan jadup namun hanya untuk penyintas yang hidup di Huntara bukan di shelter.
Sehingga, Hidayat pun masih mempertimbangkan hal itu, karena apabila tidak menanggung seluruh yang masih hidup di shelter pengungsian, maka akan menjadi persolan baru yang memperkeruh suasana.
“Kemungkinan bantuan itu akan kita tolak apabila tidak ada ketambahan jadup tersebut dan kita masih perjuangkan, saya masih pertimbangkan dana ini turun sementara tolak dulu,” ujar Hidayat, Jumat (10/5/2019), usai acara buka puasa Bersama yang dilaksanakan di kediaman wali kota.
Selain itu, tambah Hidayat hari ini, Sabtu (11/5/2019) Pemkot akan menyalurkan dana stimulan tahap satu untuk 1.383 kepada warga yang menjadi korban jiwa atau meninggal saat bencana alam dari jumlah 24.000 korban.
“kita masih melakukan assesmen validasi data sebanyak1.500 lebih calon penerima dana stimulan perbaikan rumah kategori rusak berat, tentunya ada beberapa data diperbaiki, sehingga saya meminta kepada tokoh agama dan tokoh adat untuk turun membantu tim validasi bukti kepemilikan rumah dan tanah, artinya mereka yang hanya kos-kos tidak mendapatkan sesuai ketentuan Undang Undang,” ujarnya.
Untuk pembangunan Hunian Tetap (Huntap) juga terus di genjot dimana Pemkot telah dijanjikan Yayasan Buddha Tzu Chi sebanyak 2000 untuk Huntap dan dari Yayasan Al Kuatir sebanyak 450 unit, ditambah lagi yayasan dari Surabaya termasuk para wali kota se Indonesia yang akan membantu membangunkan Huntap yang akan diawali sebanyak 11 unit type 36.
Untuk itu, sekali lagi Hidayat meminta tokoh adat dan tokoh agama membantu memberikan pemahaman msyarakat untuk segera mengisi formulir yang telah diedarkan terkait pengisian penentuan Huntap, sehingga Pemkot dapat memetakan berapa kebutuhan Huntap yang akan dibangun di Kelurahan Tondo dan Kelurahan Duyu sesuai penentuan lokasi huntap oleh Gubernur, karena baru dua lokasi tersebut yang ditetapakan. ABS