Wapres ajak Jawab Kampanye Negatif dengan Data dan Fakta

ipoc2019

NUSA DUA, MERCUSUAR – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengakui peran penting dan strategis kelapa sawit bagi perekonomian serta kesejahteraan bangsa Indonesia.

Dalam sambutannya saat membuka konferensi sawit terbesar dunia IPOC 2019 di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (31/10/2019) pagi, Ma’ruf mengungkapkan sejumlah sumbangan berharga usaha sawit.

Di antaranya membuka lapangan kerja dan usaha yang melibatkan sekitar 17 juta orang di Indonesia, dan menjadi komoditas ekspor terbesar Indonesia dengan sumbangan devisa sekitar 21 miliar dollar AS atau sekitar Rp 320 triliun.

“Pembangunan perkebunan kelapa sawit yang umumnya di daerah yang minim sarana dan prasarana ekonomi telah mampu mendorong berkembangnya wilayah dengan sentra ekonomi berbasis kelapa sawit. Daerah-daerah di Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat telah berkembang karena ekonomi kelapa sawit. Hal itu sesuai dengan upaya membangun Indonesia dari pinggiran,” kata Ma’ruf di antara isi pidato sambutannya.

Dalam kesempatan itu, Wapres Ma’ruf juga menyinggung kampanye negatif yang digencarkan terhadap sawit Indonesia, terutama oleh negara-negara Eropa.

“Kita perlu upaya sistematis untuk menangkal kampanye negatif itu,” kata Wapres.

Salah-satu cara ialah lewat program sertifikasi ISPO, yang menandakan industri sawit Indonesia dikelola secara berkelanjutan (sustainable).

“Di sinilah pentingnya tabayyun (klarifikasi) melalui data dan fakta. Kampanye untuk memberikan pemahaman masyarakat untuk menghilangkan berbagai kesalahpahaman mengenai sawit juga perlu terus dilakukan. Upaya yang selama ini dilakukan bersama pemerintah melalui Kemenkominfo dalam melakukan kampanye sawit juga perlu dilanjutkan,” jelas Ma’ruf.

Cara lain untuk mengantisipasi dampak negatif black campaign tersebut, jelas Ma’ruf, adalah dengan menciptakan peningkatan permintaan sawit di pasar domestik.

Wujudnya dengan program biofuel (bahan bakar berbasis nabati, dalam hal ini sawit) nasional. Dengan demikian, di satu sisi, peningkatan pasar domestik akan mengurangi ketergantungan pada pasar luar negeri; di sisi lain peningkatan biofuel juga akan mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) yang cukup menyedot devisa.

“Saya juga minta kepada Kementerian Pertanian untuk segera merealisasikan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Target yang telah dicanangkan sebesar 185 ribu hektar tahun ini harus dapat direalisasikan,” kata Ma’ruf.

Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) menyebutkan, 70 persen dari total produksi sawit Indonesia diserap pasar ekspor.

Artinya, kata dia, ketergantungan pada pasar luar negeri sangat besar.

Padahal, imbuh Joko, pasar luar negeri banyak ulahnya terutama pasar Eropa.

Pasar baru sawit Indonesia di negarar-negara berkembang, kata dia, mengalami peningkatan.

Namun pasar Eropa terlalu menuntut, bahkan menciptakan hambatan-hambatan baru bagi perdagangan sawit dari Indonesia.

Untuk mengurangi ketergantungan pada pasar luar negeri, ucap Joko, Indonesia memang harus perbesar permintaan domestik.

GAPKI menginginkan pemerintah mendorong hilirisasi atau pengembangan industri lokal yang berbahan baku minyak sawit.

 

Contohnya industri biodiesel, industri makanan dan oleo chemical (untuk pasta gigi dll).

“Untuk mendorong hilirisasi minyak sawit, perlu harmonisasi regulasi. Agar peraturan-peraturan yang terkait sawit tidak tumpang tindih dan saling benturan, yang menciptakan ketidakpastian bagi pelaku usaha bidang terkait,” kata Joko.

Dalam sambutannya mengawali acara, Joko atas nama GAPKI sempat mengucapkan selamat kepada Ma’ruf Amin atas pelantikannya sebagai Wakil Presiden RI pada 20 Oktober 2019 lalu.

Menurut juru bicara GAPKI, Tofan Mahdi, IPOC 2019 di Nusa Dua kali ini adalah forum bisnis pertama yang dihadiri Wapres Ma’ruf Amin sejak pelantikannya.

Kehadiran Wapres di pembukaan IPOC 2019 disertai istri Wury Estu Handayani Ma’ruf Amin, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Gubernur Bali I Wayan Koster beserta Putri Koster. MAN/TRB

Pos terkait