Warek IV Untad Paparkan Pentingnya Identitas Kota

OAF

PALU, MERCUSUAR – Seiring dengan hilangnya sekat-sekat antar-wilayah atas nama globalisasi, kompetisi yang kian sengit antar wilayah, di bawah tekanan ekonomi global untuk merebut pasar kunjungan wisata maupun investasi, maka ‘pemerekan kota’ menjadi usaha yang marak akhir-akhir ini. Beberapa kota di dunia, telah menikmati hasil jual mereka tanpa bersusah-susah menciptakan merek dagang kota-kota mereka, karena karakter spesifik yang dimilki, disertai kemampuan mereka untuk membangun dan memeliharanya.

Demikian disampaikan oleh Wakil Rektor bidang Pengembangan dan Kerjasama Universitas Tadulako (Untad), Prof. Dr. Ir. Amar, ST, MT, IAI, IAP, IPU, ASEAN. Eng, pada seri kuliah umum (General Lecture Series) yang dilaksanakan oleh One Asia Foundation (OAF) di Untad, Kamis (16/7/2020). Seri kuliah umum ke-15 ini, seperti seri sebelumnya, juga dilaksanakan secara daring melalui aplikasi zoom meeting.

Seri diskusi bertajuk Education of Asian Community tersebut, kali ini mengambil tema Lecture Our City: a Sustainable and Resilient City Identity. Dalam pemaparannya, Ptof. Amar menjelaskan, keberhasilan kota-kota dunia dalam menjual kotanya, disebabkan karena mereka memiliki keunikan dalam salah sebuah fungsi kehidupan kota, yaitu sejarah, kualitas ruang (termasuk infrastruktur), gaya hidup, dan budaya, dengan landasan program kerjasama yang mantap antar masyarakat dan pemerintah kotanya.

Dirinya menjelaskan, banyak kota-kota mempraktikkan memasarkan kotanya, melalui penciptaan merek, sebagai jalan pintas dalam rentang waktu pendek, untuk mengejar pendapatan bagi pembiayaan kotanya, tanpa disertai usaha sungguh-sungguh menyelesaikan berbagai persoalan kotanya terlebih dahulu. Tidak semua produk di pasaran kata dia mempunyai merek, meskipun banyak diburu pembeli. Begitu pula, ketika sebuah produk telah memiliki merek menurutnya, belum tentu pula banyak pembelinya atau mampu menarik pasar.  

Palu sendiri sebagai kota yang terdampak bencana 28 September 2018, menurut Prof. Amar, dapat membangun citra dengan konsep pembangunan kota berkelanjutan (sustainable) dan ketangguhan (resilient) kota. Antara pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan ketangguhan kota (resilient city), merupakan konsep interaksi dua arah dalam perencanaan pembangunan, yang saling mendukung dan saling melengkapi.

Prof. Amar menjelaskan, pembangunan berkelanjutan merupakan proses perencanaan pembangunan yang memperhatikan sisi keberlanjutan, dari bebagai aspek yaitu aspek sosial, ekonomi dan lingkungan/fisik, dengan berorientasi pada pembangunan masa depan, berkesinambungan, selaras dan capaian akhir yang diharapkan yakni untuk kesejahteraan masyarakat. Kemudian, ketangguhan kota adalah pendukung dalam proses pembangunan dengan menyelesaikan resiko yang ada di kota (sebagai permasalahan perkotaan), dengan inovasi, mitigasi dan adaptasi, sehingga keberlanjutan pembangunan dapat terimplementasikan dengan baik, dengan kata lain kota tersebut adalah kota yang tangguh (resilient city).

Seri kuliah umum yang dilaksanakan secara daring ini, diikuti oleh mahasiswa, dosen, serta kalangan akademisi. Seri kuliah umum ini akan dilaksanakan secara rutin dengan tema-tema lainnya. JEF

Pos terkait