Warga Mamboro Inisiasi Budidaya Terumbu Karang

ARKOM - Copy

PALU, MERCUSUAR – Sejumlah warga di Kelurahan Mamboro, Kecamatan Palu Utara, bersama sukarelawan Arsitek Komunitas (Arkom), menginisiasi budidaya terumbu karang, dengan cara transplantasi. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan ekosistem bawah laut, yang rusak akibat gempa dan tsunami di Kota Palu, 28 September 2018 lalu.

Proses pembuatan wadah terumbu karang sendiri mulai dilakukan warga pada Rabu (17/9/2019) pagi. Pembuatan mal atau cetakan yang akan menjadi tempat transplantasi terumbu karang di pantai Mamboro, dilakukan warga bersama sukarelawan Arkom Palu, yang selama ini mendampingi warga pascabencana.

Sebanyak 29 media tumbuh terumbu karang  dibuat, dengan bahan papan, besi, pipa, semen dan pasir, yang sebagian di antaranya merupakan bahan-bahan bekas yang dikumpulkan warga, dari serakan sisa bencana. Warga menargetkan bisa membuat lebih dari seratus wadah seperti ini, sebelum meletakkannya di laut, yang rencananya akan dilakukan pada 21 Juli mendatang.

Warga penyintas dari Mamboro, Bobi mengatakan, sebelum rusak dan hilang karena gempa dan tsunami pada 28 September lalu, pada tahun 2014, pantai di Kelurahan Mamboro merupakan kawasan konservasi terumbu karang, yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Palu. Rusaknya ekosistem ini kata dia, diakui warga membuat hasil tangkapan ikan mereka berkurang drastis, sehingga mereka berharap terumbu karang yang dibudidayakan, akan tumbuh dan berkembang, sehingga dapat menjadi rumah bagi ikan-ikan dan turut meningkatkan perekonomian warga, yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan.

Upaya menumbuhkan terumbu karang ini juga kata Bobi, diharapkan warga dapat menjadi pelindung wilayah mereka dari ombak dan sebagai bagian dari mitigasi bencana. Tidak hanya karang, warga di lokasi ini juga merencanakan pembuatan vegetasi mangrove dan padang lamun.

Upaya mitigasi secara mandiri ini menurutnya, juga dilakukan warga, sebagai bukti kepedulian mereka terhadap lingkungan laut, yang secara langsung juga mempengaruhi hidup mereka.

“ Dulu di sini banyak terumbu karang, saya juga sempat tanam. Tapi sekarang habis disapu tsunami yang lalu, makanya kami di sini inisiatif tumbuhkan lagi. Hari ini kami baru membuat medianya dulu, nanti kalau sudah banyak, baru kita taruh di laut,” jelas Bobi. JEF/HERI

Pos terkait