LOLU UTARA, MERCUSUAR – Puluhan warga penerima bantuan dana stimulan perbaikan rumah rusak, mulai memadati Bank Sulteng, guna melakukan pencairan dana dari buku rekening, Senin (9/3/2020).
Pantauan Mercusuar, sejumlah kursi tunggu dipdati warga yang rata-rata ingin mengurus pencairan dana tersebut. Proses pencairan dilakukan secara bertahap berdasarkan nomor urut kunjungan, demi mengantisipasi ketidaktertiban dan juga agar petugas tidak kewalahan menangani nasabah.
Menurut pengakuan salah seorang warga Nunu, Atik bahwa Ia ditemani anaknya datang ke Bank Sulteng sejak pagi hingga siang hari. “Hari ini saya datang untuk mencairkan uang stimulan untuk beli pasir dan seng, untuk segera dibayar,”ujar Atik.
Menurutnya, buku rekening sudah diterima beberapa waktu lalu namun baru hari ini jadwal pencairan, olehnya Atik bersama warga penerima stimulan lainnya mulai memadati Bank Sulteng.
Sebelumnya Pemerintah kota Palu melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah sebanyak 1.134 KK yang sudah siap dilaksanakan pencairan. 1.340 KK, sementara proses pembukaan rekening.
“Ditambah 163 untuk warga Tawaeli,” jelas Kepala BPBP Palu,Singgih B.Prasetyo.
Dia mengatakan, pencairan masih akan dilaksanakan pada bulan ini, berdasarkan data yang sudah divalidasi. Ia melanjutkan, BPBD Kota Palu akan melakukan sosialisasi rehab-rekon di seluruh kecamatan se-kota Palu dan selanjutnya akan menyerahkan sejumlah buku rekening yang sudah terbuka dan siap disalurkan ke pihak kelurahan masing-masing.
Singgih mengatakan tujuan akhir dari dana stimulan ini diberikan adalah untuk memperbaiki rumah masyarakat yang terdampak bencana tanggal 28 September 2018 silam, sehingga bisa ditempati dengan baik.
“Anggaran ini disediakan agar masyarakat segera menempati rumahnya yang lebih aman. Namun demikian, potensi bencana di Kota Palu sangat besar, apalagi ada sesar Palu Koro yang merupakan sesar paling aktif di dunia. Olehnya, kita harus tahu benar karakter sesar tersebut,” katanya.
Menurut Singgih tidak sedikit rumah yang secara strukturalnya tidak benar untuk dibangun di kota Palu. Olehnya yang terpenting, katanya masyarakat harus paham dalam membangun rumah yang benar. ABS