Warga Talise Tolak Relokasi Tiga SD

Citizen Journalism

Oleh : Elni & Indri (Warga Talise)

TALISE, MERCUSUAR- Warga di Kelurahan Talise, Kecamatan Palu Timur, menolak relokasi tiga Sekolah Dasar (SD) di Talise yang akan dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Palu. Pemkot rencananya akan merelokasi tiga SD yaitu SDN 1 Talise, SDN 2 Talise, dan SDN Inpres 2 Talise ke Bundaran STQ (samping SMK 7 Palu).

Warga Talise menolak relokasi tiga sekolah dengan alasan jarak sekolah dengan rumah warga sangat jauh, dimana ke tiga sekolah yang rencananya direlokasi berada di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Talise yang saat ini telah ditetapkan pemerintah sebagai zona merah.

Kepala sekolah SD Inpres 2 Talise, Rosdiana,S.Ag saat rapat bersama orang tua murid dan komite sekolah, Jumat (13/3/2020) mengatakan bahwa sekolah akan direlokasi ke bundaran STQ samping sekolah SMK 7. Lokasi tersebut yang disediakan pemerintah, sementara alasan relokasi kata Rosdiana, karena lokasi sekolah saat ini masuk zona merah.

Rosdiana saat rapat juga mengatakan bahwa, Dinas PUPR telah menyiapakan dana untuk pembangunan tiga sekolah di Talise yang akan direlokasi.

Namun, komite SDN inpres 2 Talise beserta wali murid menolak relokasikan ke Bundaran STQ,  dengan alasan lokasinya sangat jauh dan tidak ada pemukiman warga di lokasi tersebut.

Komite sekolah bersama orang tua murid menginginkan relokasi tiga sekolah itu di Kawasan Hutan kota depan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu. Apalagi menurut warga, sebagian besar warga yang anaknya bersekolah di tiga sekolah yang rencananya akan direlokasi, juga akan dipindahkan ke hutan kota.

Hasil keputusan rapat sekolah bersama komite sekolah dan orang tua murid menghasilkan rekomendasi yang akan dilayangkan ke pemerintah kota. Isi rekomendasi itu adalah menolak relokasi tiga sekolah di Kelurahan Talise ke bundaran STQ, dan relokasi tiga sekolah ke hutan kota depan Unismu harga mati.

Bahkan komite sekolah dan wali murid mengancam, jika pemerintah tetap merelokasi tiga sekolah ke bundaran STQ, maka warga akan melakukan aksi unjuk rasa dan tetap akan menyekolahkan anaknya di sekolah lama yang terketak di zona merah tak jauh dari pantai Talise.

Herman (52) warga kelurahan Talise yang anaknya bersekolah di SDN 1 Talise mengatakan bahwa, wajar jika warga Talise menolak relokasi tiga SD yang ada di Talise, sebab jaraknya sangat jauh dengan pemukiman warga Talise.

“kalau sekolah dipindahkan ke bundaran STQ, lebih baik kami cari sekolah lain yang lebih dekat. Kalau dibangun di bundaran STQ akan lebih dekat warga dari kelurahan Tondo sekolah di situ, dari pada warga dari kelurahan Talise,” kata dia.

Belum lagi kata dia, di bundaran STQ, tidak ada pemukiman warga, jangan nanti tiga SD yang saat ini berada dalam satu lokasi di relokasi di tempat jauh justru tidak ada yang bersedia menyekolahkan anaknya.

“Saat ini situasi lagi sulit. Apa lagi sebagian besar warga yang anaknya sekolah di tiga SD adalah korban tsunami. Jangan lagi kami diberikan beban biaya untuk antar jemput anak kami ke sekolah. Sudah bersyukur kami bisa makan, jangan lagi kami dibebankan biaya transpotasi,” ujarnya.

Herman berharap, pemerintah mencarikan solusi jika memang tiga SD harus di relokasi karena masuk zona merah. Hutan kota kata dia, menjadi alternatif sangat baik jika akan dilakukan relokasi, karena tidak jauh dari pemukiman warga. Selain itu, sebagian besar orangtua yang anaknya sekolah di tiga SD sekarang lagi membuka usaha di hutan kota.****

Pos terkait