TALISE, MERCUSUAR- Salah satu program dari pemkot, dalam menangkal perkembangan terorisme dan radikalisme di tanah Kaili, adalah dengan membentuk lembaga adat.
Hal itu diungkapkan Wakil Wali Kota, Sigit Purnomo Said, saat welcome dinner bersama kepala Badan Nasional Penanggulanan Teroris (BNPT) Marsekal Muda TNI, dr. A. Adang Supriyadi, Rabu malam (8/8/2018) di Resto Kampung Nelayan.
Wawali melanjutkan, dalam kurun waktu dua tahun ini, eksistensi dari lembaga adat dinilai mampu meredam gejolak perselisihan di Kota Palu. Hal itu dibuktikan dengan semakin kondusifnya keamanan dan ketentraman masyarakat, salah satu bukti adalah telah berkurangnya konflik horisontal antarkampung yang sering ditayangkan di media cetak maupun elektronik.
“Sebelumnya, Palu dikenal perkelahian antar wilayaa. Dengan dibentuknya lembaga adat, hingga saat ini semuanya aman dan damai,” ucapnya.
Lembaga adat sendiri menurut dia, berfungsi dalam menyelesaikan konflik interen yang ada di wilayahnya. Baik itu perkelahian, hingga persoalan rumah tangga, tanpa harus melibatkan pihak berwajib, semuanya ditangani secara adat kekeluargaan. Dewan adat tersebut merupakan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di kota Palu.
Karena dari hasil penilitian, faktor utama pemicu hingga terjadinya radikalisme di Kota Palu, salah satunya adalah banyaknya generasi muda yang putus sekolah dan terlibat dalam tindakan-tindakan negative.
Sementara itu, Kepala BNPT Marsekal Muda TNI, dr. A. Adang Supriyadi memberikan apresiasi kepada program Pemkot, khususnya lembaga adat. Menurutnya, metode tersebut bisa dijadikan contoh untuk daerah lain, dengan memberdayakan kearifan lokal, yaitu tokoh masyarakat dan adat berperan dalam menangkal terorisme dan radikalisme.
“Saya menyarankan kepada wali kota, untuk menghadap presiden, dalam menjabarkan program tersebut, sehingga bisa diaplikasikan kepada semua daerah,” ujarnya. ABS