Wujudkan Ketahanan Pangan

FOTO PERUM BULOG-f8f3c43f
DIREKTUR Bisnis Perum Bulog, Febby Novita (tengah), bersama Wakil Wali Kota Palu, Reny Lamadjido (kiri) disaksikan Pimwil Perum Bulog Sulteng, Basirun saat menandatangani nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama pengadaan beras untuk ASN lingkup Pemkot Palu, Rabu (29/12/2021). FOTO: IMAM EL ABRAR/MS

PALU, MERCUSUAR – Kerja sama antara Perum Bulog Provinsi Sulteng dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi dan Pemkab Donggala, diharapkan dapat mewujudkan program ketahanan pangan yang menjadi salah satu amanat pemerintah kepada Perum Bulog.

Pada tahun ini, Perum Bulog Sulteng menjalin kerja sama pengadaan beras untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Palu dan Pemkab Sigi, serta kerja sama pengadaan paket-paket pangan untuk optimalisasi vaksinasi Covid-19 bersama Pemkab Donggala.

Kerja sama tersebut, ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) oleh Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita didampingi Pemimpin Wilayah (Pimwil) Perum Bulog Sulteng, Basirun, bersama Wakil Wali Kota Palu, Reny Lamadjido; Bupati Sigi, Moh Irwan Lapatta dan Bupati Donggala, Kasman Lassa, di salah satu hotel di Palu, Rabu (29/12/2021).

“Dengan adanya kerja sama membantu Bulog mewujudkan ketahanan pangan,” kata Feby Novita dalam sambutannya.

Dia menuturkan, saat ini Bulog melaksanakan tugas penyerapan beras secara terbatas, hanya untuk Publik Service Obligation (PSO), yakni beras cadangan pemerintah dan penyerapan beras komersial, dengan aturan-aturan atau kriteria tertentu.

Realisasi pengadaan beras di Sulteng, sebut Febby, saat ini baru mencapai 15 ribu ton. Secara nasional, serapan beras Bulog sebesar 1,2 juta ton, karena hanya untuk cadangan beras pemerintah.

Olehnya itu diharapkan adanya kerja sama dengan pemerintah daerah dapat meningkatkan serapan beras Bulog dari petani-petani lokal Sulteng.

“Ini perlu sinergi dengan pemerintah daerah. Kita serap banyak beras dari petani untuk masyarakat daerah itu sendiri. Alhamdulillah, sangat bahagia dengan adanya sinergi pengadaan beras untuk ASN. Ini kita serap dari petani sendiri untuk masyarakat sendiri juga. Kalau ini bisa terjadi di 13 kabupaten dan kota di Sulteng, mungkin yang diserap akan lebih banyak lagi dari petani sendiri,” ujar Febby.

Sementara itu, Pimwil Perum Bulog Provinsi Sulteng, Basirun menyampaikan dengan penugasan-penugasan dari pemerintah yang berkurang, maka Bulog dituntut untuk terus melakukan transformasi bisnis.

Diungkapkannya, kerja sama antara pihaknya dengan Pemkot Palu, Pemkab Sigi dan Donggala setidaknya memberikan andil pada stabilisasi harga di Provinsi Sulteng, yang menurut catatan dari Bank Indonesia sebesar 1,83%.

“Ini masih sangat stabil. Kolaborasi ini Insya Allah pada tahun 2022 akan kita tingkatkan,” ujar Basirun.

Dijelaskannya, beras untuk ASN yang disajikan Perum Bulog Sulteng merupakan beras lokal dari petani Sulteng.

Hal itu diharapkan bisa menambah tingkat serapan beras petani oleh Bulog, karena penyerapan PSO mulai terbatas akibat tidak ada penugasan dari pemerintah.

“Tantangan ke depan akan lebih tinggi lagi, karena tuntutan konsumen pasti akan meningkat, Alhamdulillah selama melaksanakan kerja sama dengan Kota Palu dan Kabupaten Sigi tidak ada komplain terhadap pelayanan dan kualitas beras kami. Ini menambah semangat kami untuk terus berkreasi membuat produk-produk terbaik di Sulteng,” pungkas Basirun.

Pada kesempatan tersebut, Perum Bulog Wilayah Provinsi Sulteng, turut meluncurkan produk beras premium dengan merek ‘Maleo’ yang diharapkan dapat menjadi produk unggulan khas Sulteng. IEA

Pos terkait