Yayasan Hadji Kalla Siapkan Beasiswa Bagi Mahasiswa Sulteng

Manager Program Educare Yayasan Hadji Kalla, Therry Alghifary saat memaparkan program Beasiswa Yayasan Hadji Kalla untuk mahasiswa Sulteng, pada saat media gathering di salah satu kafe di Kota Palu, Kamis (7/8/2025). FOTO: RUSTAM/MS

LERE, MERCUSUAR – Yayasan Hadji Kalla kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pendidikan tinggi bagi mahasiswa dari keluarga pra-sejahtera melalui Program Beasiswa KALLA.

Memasuki tahun ketiga pelaksanaan secara terstruktur dan terintegrasi, program ini dirancang untuk menjangkau mahasiswa dari empat provinsi di kawasan timur Indonesia, yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

Menurut Manager Program Educare Yayasan Hadji Kalla, Therry Alghifary, program ini tidak semata-mata bertujuan untuk menanggung biaya pendidikan, tetapi juga hadir sebagai upaya mencegah tingginya angka putus kuliah dan mencetak mahasiswa sebagai agen perubahan di masyarakat. Ia menyoroti bahwa tren putus kuliah masih tinggi di wilayah timur Indonesia, khususnya di Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah. Melalui beasiswa ini, pihaknya ingin memastikan bahwa keterbatasan ekonomi tidak menghalangi mahasiswa untuk menyelesaikan studi mereka di perguruan tinggi.

Data Statistik Pendidikan Tinggi tahun 2020 hingga 2022 memperlihatkan kenaikan angka putus kuliah yang cukup signifikan di dua wilayah tersebut. Di Sulawesi Barat, angka mahasiswa yang terpaksa berhenti kuliah meningkat dari 425 orang atau dua persen menjadi 1.346 orang atau empat persen. Di Sulawesi Tengah, jumlahnya naik dari 4.855 mahasiswa menjadi 5.717 mahasiswa, yang sama-sama berada di kisaran enam persen dari total mahasiswa terdaftar.

Therry menjelaskan bahwa Program Beasiswa KALLA dirancang dengan pendekatan menyeluruh. Selain bantuan biaya pendidikan maksimal sebesar Rp7.500.000 per mahasiswa, program ini juga mencakup pelatihan kepemimpinan, kegiatan pengabdian masyarakat, serta kesempatan mengikuti program magang. Tujuannya adalah menciptakan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kemampuan kepemimpinan dan kepekaan sosial.

Tahun ini, sebanyak 503 mahasiswa terpilih sebagai penerima manfaat beasiswa. Penyaluran bantuan dilakukan dalam dua tahap, yakni pada semester genap dan ganjil. Sebagian besar dana, yakni 88 persen, disalurkan langsung ke rekening kampus mitra, sementara sisanya disalurkan ke rekening mahasiswa yang berasal dari kampus non-mitra. Seluruh penerima beasiswa merupakan mahasiswa dari keluarga pra-sejahtera dan termasuk dalam kategori asnaf Fisabilillah. Proses seleksi dilakukan secara ketat melalui evaluasi dan verifikasi dari masing-masing kampus mitra.

Program ini juga menekankan pentingnya pembinaan berkelanjutan dengan melibatkan kampus mitra untuk mendampingi para penerima dalam bentuk pembinaan karakter dan penguatan komunitas. Menurut Therry, Program Beasiswa KALLA bukan sekadar bantuan dana, tetapi merupakan investasi jangka panjang dalam menciptakan generasi muda yang berdaya saing, tangguh, dan berkontribusi nyata bagi lingkungannya.

Dengan pelaksanaan program yang kian matang dan dukungan aktif dari berbagai perguruan tinggi, Yayasan Hadji Kalla berharap program ini dapat terus berkembang dan memperluas jangkauannya, terutama di wilayah timur Indonesia yang masih menghadapi berbagai tantangan dalam bidang akses pendidikan tinggi. UTM

Pos terkait