YPI-CRS Gelar Simulasi Bencana Alam

YPI

SIGI, MERCUSUAR – Dalam rangka melatih kesiapsiagaan dan pengetahuan masyarakat terhadap penanganan darurat, Yayasan Pusaka Indonesia (YPI) bersama dengan CRS dan Kelompok Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di enam desa, menggelar simulasi bencana alam, Kamis (17/9/2020). Keenam desa tersebut, masing-masing Desa Bolapapu, Namo, Salua, di Kecamatan Kulawi dan Desa Tuva di Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi. Kemudian, Kabupaten Donggala meliputi Desa Loli Tasiburi dan Kelurahan Kabonga Besar, di Kecamatan Banawa.

Koordinator Program YPI-CRS, Marjoko mengatakan, simulasi bencana ini penting, karena masyarakat masih banyak belum memahami tentang cara penanggulangan, ketika terjadi situasi bencana. Simulasi ini bentuk implementasi dari salah satu aspek kesiapsiagaan, juga upaya memperdayakan masyarakat agar mampu, sadar dan berinisiatif melakukan tindakan penyelamatan, baik diri sendiri maupun anggota keluarga dan masyarakat.

Menurut Marjoko, tujuan simulasi ini untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan warga, maupun unsur pimpinan pemerintahan desa, dalam pelaksanaan tanggap darurat bencana, melakukan koordinasi dan mekanisme yang baik, dalam sistem komando dan pengendalian tanggap darurat penanggulangan bencana desa.

Simulasi ini melibatatkan 50 orang, diikuti oleh pemerintah desa, kelompok PRB, tenaga kesehatan desa dan masyarakat yang berdomisili di dalam kawasan ancaman. Peserta simulasi ini diharapkan menjadi motivator bagi masyarakat di desanya masing-masing.

Kegiatan diawali dengan melakukan kajian risiko dan ancaman dalam situasi normal, melakukan komunikasi dengan stakeholders terkait dan BMKG berhubungan dengan cuaca dan melakukan diseminasi kepada kepada komunitas, jika kondisi tidak stabil dan harus melakukan persiapan pengungsian. Komunitas melakukan reaksi untuk merespon ancaman, dengan mengungsi pada titik kumpul atau tempat yang lebih aman dari ancaman.

Marjoko berharap Kelompok PRB menjadi ujung tombak bagi komunitas, dalam rangka melakukan komunitasi, monitoring, dan diseminasi kondisi kepada komunitas, agar kerugian dan kehilangan nyawa dapat diminimalisir. */JEF

Pos terkait