PALU, MERCUSUAR – Memperingati Hari Santri Nasional tahun 2018, Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng melaksanakan zikir bersama dan tabligh akbar, Rabu (28/11/2018). Kegiatan yang sempat vakum sejak 2015 ini akan menjadi agenda rutin setiap tahun.
Kepala Kanwil Kemenag Sulteng, Rusman Langke mengatakan peringatan Hari Santri Nasional merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilaksanakan sesuai perintah Presiden Republik Indonesia.
“Mengapa kegiatan ini sangat penting untuk diperingati karena (berkaitan dengan) pendidikan di lembaga pondok pesantren yang tersebar di seluruh daerah Indonesia, karena jauh sebelum adanya pendidikan formal, pondok pesantren sudah banyak dibuka di Indonesia. Makanya, pondok pesantren banyak melahirkan anak bangsa yang tidak hanya memiliki prestasi akademik, tetapi juga memiliki amalan agama yang baik,” katanya.
Sejarah mencatat, banyak pondok pesantren melalui santrinya yang berjuang untuk kemerdekaan Republik Indonesia. Makanya, perlu ada penghargaan terhadap jasa-jasa pengelola pondok pesantren melalui peringatan Hari Santri Nasional seperti ini.
“Peringatan Hari Santri ini sebenarnya dilaksanakan pada 22 Oktober 2018, tetapi karena kita di Sulteng mengalami bencana alam yang mana di antaranya banyak pondok pesantren dan santrinya terkena dampak bencana, sehingga peringatan ini baru bisa dilaksanakan pada kesempatan kali ini,” terangnya.
Rangkaian peringatan hari santri yang dilaksanakan oleh Kemenag Sulteng sudah dilaksanakan sejak Oktober. Walau dalam suasana duka pascabencana, Kemenag tetap mengirimkan sejumlah santri untuk mengikuti Kemah Santri Nasional di Jambi.
“Salah satu kebanggaan buat kita, para santri di Sulteng tetap bisa meraih prestasi, yaitu kontingen tervaforit. Pelajaran yang kita bisa ambil, yaitu kita harus bangkit dan bisa lebih baik ke depannya dalam melanjutkan kehidupan sehari-hari,” tutupnya. UTM